Wednesday, January 15, 2014

Tentang Sangkaan Kasus Korupsi Rina, Agustri No Comment

RADAR POS, Edisi 15 Desember: WAWANCARA KHUSUS

Peliputan Radar Pos di Rumah Aspirasi - Jumantoro, tak berhenti pada cerita Agustri. Kami lanjut berbincang dengan Agustri (R. Agus Trihatmoko) dalam suasana santai sambil menikmati sejuknya udara dan alam desa tersebut. Kali ini dari Radar Pos mencoba menggali sikap politiknya atas kasus Rina yang hangat dibicarakan publik saat ini.


Wah menarik malam ini tetapi sebentar Mas Agustri, bagaimana pendapat anda tentang Calon Mantan Bupati Karanganyar yang kini ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejati Jateng?
"Wah..gimana ya? Saya belum genap tiga tahun pulang ke Karanganyar, tidak bijak kalau bicara soal ini. Saya belum pernah sekalipun bertemu Ibu Rina apalagi kenal beliau dan ini ranah hukum, jadi no comment. Sebagai warga Karanganyar tentu ikut prihatin lah, bagaimanapun juga seorang bupati itu adalah simbul pemimpin daerah dan miliknya masyarakat."

Lho kalau no comment...bagaimana? Anda selama ini sudah panjang lebar bicara perjuangan politik di Karanganyar jadi tidak nyambung dong?
"Monggo kalau maksud panjenengan itu, tetapi kalau bicara ranah hukum, tetap saya no comment....! Begini Mas, sepuluh tahun yang lalu boleh dikatakan saya mulai melek mata melihat perkembangan politik di Karanganyar, ketika itu saya kebetulan tidak di Indonesia. Saya mencermati bahwa waktu itu ada blunder politik di Karanganyar, alhasil Ibu Rina lah yang akhirnya dilantik menjadi Bupati Karanganyar. Jejak rekam inipun terus saya cermati hingga kesuksesannya pada Pilkada lima tahun kemudian. Intinya dalam dua periode Pilkada tersebut, ada sesuatu proses politik yang menurut saya pada periode pertama dengan periode kedua, sulit saya cerna dengan akal sehat. "

Apanya yang sulit dicerna dengan akal sehat?
"Panjang dan maaf no comment... sebaiknya anda bertanya kepada Partai tetangga yang waktu itu mengusung beliau, Gerindra belum lahir lho.  Jadi anda salah alamat kalau ingin tahu dari kami orang Gerindra."

Tolong sedikit dan singkat saja Mas, tentang titik politis kasus sangkaan terhadap Ibu Rina tersebut?
""Begini njih kalau ada kasus seperti itu juga tidak bisa dilihat pada satu sentra saja ya Bapak Wartawan...! Kalau mau tanya satu titik jangan tanya saya dong, lebih baik anda bertanya pada Rina Center... kalau masih ada? Kalau saya sih tidak memandang pada satu sentra Ibu Rina saja Mas.  Amati saja apa yang juga terjadi dalam 10 tahun ini dari keseluruhan tingkatan pemerintahan hingga pedesaan dan jangan lupa baca phenomena kinerjanya, termasuk jajaran legislatif yang ada jangan terlewati.  Dari sanalah banyak jawaban yang patut didengar dan dipercaya oleh publik, jangan jawaban dari saya njih, no comment lah. Saat ini kami sedang berjuang untuk menatap masa depan rakyat Karanganyar dan bangsa ini, kalau mengulas masa lalu tidak baik dan akan menghabiskan pulsa.
Hanya saja, jika berbicara masalah kasus korupsi janganlah kita ini cepat menuding: salahnya ini dan salahnya itu, permainan ini dan permainan itu. Ada baiknya semua elit politik di daerah ini dan bangsa ini layak bersedia untuk introspeksi diri.  Alasan apa mereka mau ikut terjun maju di jalur politik? Kalau jawabannya seperti fakta tajuk Radar Pos (Edisi 138) ”....Bak Bursa...” kasihan rakyat bangsa ini..! ""

Jadi pandangan dan sikap secara umum dari Mas Agustri apa?
"Kalau boleh beropini tentang kasus korupsi, saya hanya ingat pada saat ketika dahulu saya memimpin sebuah perusahaan “setiap ada kasus korupsi besar yang terbongkar, di sana selalu ada kolektifitas para elit organisasi manajemen”. Dalam kasus Ibu Rina, jika kita sudah bicara logika organisasi  manajemen maka kita kurang tepat kalau hanya beropini tendensius kepada seorang Rina Iriani Sri Ratnaningsih."

Sambil tertawa lepas... Agustri memutus wawancara dengan Radar Pos,  sampun Mas-cukup njih, kalau mau terus bertanya pada saya... Panjenengan..."Wani Pira...?"   


1 comment:

  1. AKU MENDUKUNGMU DEMI KEMAJUAN KARANGANYAR TERCINTA..AMINNN

    ReplyDelete