Monday, April 7, 2014

PILIHAN KITA MENENTUKAN MASA DEPAN BANGSA

Rahayu Saraswati,

Karanganyar,  Radar PosEdisi 146/Th.VIII/ 15-31 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/

Pada suatu kesempatan yang berbeda Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengajak kita untuk memahami makna pilihan kita dalam pemilu 9 April 2014 nanti. Pandangan pemikiran dia kali ini mengarah lebih jauh kepada masa depan bangsa Indonesia. Penjelasannya terucap dari hati dan pemikirannya berdasarkan fakta yang ada dan mengacu kepada harapan yang baru. Harapan yang baru ditunjukannya dari 6 Program Aksi Transformasi Bangsa Partai Gerindra.
           
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo
“Harapan kita sebenarnya sederhana saja,” Rahayu mengutarakan. “Kita ingin rakyat tercukupi kebutuhan utama hidupnya yaitu pangan, sandang dan papan. Artinya, jika kebutuhan utama kita ini terpenuhi maka rakyat Indonesia memiliki peluang yang lebih baik untuk keluar dari kemiskinan dan hidup sejahtera. Ketersediaan pangan merupakan hal terpenting karena saat ini di dunia sedang terjadi krisis pangan. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar nomer 4 di dunia yang sumber kekayaan alamnya berlimpah ruah. Pemikiran Partai Gerindra dalam program aksinya adalah merupakan pemikiran bangsa ke depan.”

PEMUDA SEBAGAI PELOPOR REVOLUSIONER BANGSA

RAHAYU SARASWATI DJOJOHADIKUSUMO

Solo,  Radar PosEdisi 146/Th.VIII/ 15-31 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/

Sejarah pergerakan Pemuda Indonesia telah berulang kali terbukti mampu membawa perubahan bagi bangsa. Tonggak pergerakan pemuda yang sangat kita kenal adalah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Namun sebenarnya sejarah telah mencatat banyak peristiwa di mana para kaum pemuda telah menjadi pelopor gerakan demi terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia. Jelas dalam perbincangan Radar Pos dengan Caleg DPR-RI Partai Gerindra nomor urut 2 ini bahwa bagi seorang Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, sudah merupakan tanggung jawab generasi penerus pejuang tanah air untuk menegakkan kebenaran dan memperjuangkan masa depan bangsa.
            Dara cantik berusia 28 tahun ini menceritakan berbagai peristiwa gerakan yang dipelopori pemuda Indonesia, “Budi Utomo pada tahun 1908 mengawali gerakan pedidikan di mana gerakan ini bertujuan agar kaum pemuda mulai bersekolah agar tidak terus-menerus diperbodoh oleh penjajah Belanda. Tahun 1928, para pemuda berkumpul mendeklarasikan gagasan kebangsaan Indonesia yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Para tokoh muda ini rata-rata berusia 19-23 tahun menyatukan visi persatuan dan kebangsaan untuk mewujudkan Republik Indonesia. Setelah itu gerakan fisik perang kemerdekaan banyak dipelopori oleh kaum pemuda. Hingga pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 juga dipelopori oleh kaum pemuda.”
RAHAYU  SARASWATI  DJOJOHADIKUSUMO
            “Kita ingat pada gerakan perang kemerdekaan di tahun 1947-1949 yang dikenal sebagai Agresi Militer I dan II, perang gerilya juga dipimpin oleh tokoh pemuda, yaitu Jendral Soedirman. Banyak yang lupa, bahkan tidak mengetahui kalau beliau waktu diangkat sebagai Panglima Besar baru berusia 29 tahun. Gerakan koreksi pada tahun 1966 juga dipelopori oleh kaum pemuda di mana mereka dikenal dengan Ekponen 66. Begitu selanjutnya gerakan reformasi tahun 1998 juga dipelopori oleh kaum pemuda,” tambahnya.

KITA SUDAH GENGAM KUNCI

Karanganyar,  Radar PosEdisi 146/Th.VIII/ 15-31 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/

R. Agus Trihatmoko menyambut kehadiran Prabowo Subianto Djojohadikusumo
& Rahayu Saraswati Djojohadikusumo  di Lapangan Masaran-Sragen.

Perjuangan politik R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM (Agustri) di Partai Gerindra tidak lepas dari misi perjuangan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, “kita sudah siap menang karena kita sudah genggam kunci”, tegasnya optimis.
“Siap menang adalah kunci keberhasilan karena jika kita dipercaya rakyat jangan sekali-kali berbohong. Keberhasilan dalam politik bukan semata mencari kedudukkan tetapi kita diberi amanat rakyat sehingga kita harus mampu menjalankan misi perjuangan dengan benar untuk membela rakyat. Kunci itu sudah kita genggam, pada hari Rabu, 9 April  nanti adalah saatnya kunci itu kita gunakan,” terangnya.

MEMBANGUN PEMERINTAHAN YANG BEBAS KORUPSI, KUAT, TEGAS DAN EFEKTIF

Agustri,

Karanganyar,  Radar PosEdisi 146/Th.VIII/ 15-31 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/
R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM

         Para dewan pakar dari Partai Gerindra telah menganalisa bahwa kebocoran anggaran negara dan hilangnya kekayaan negara per tahun dihitung hingga mencapai 1.142 trilyun per tahun. Ini bukan merupakan provokasi politik, tetapi hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia tingkat korupsinya dari 170 negara di dunia menempati ranking 110, artinya tingkat korupsi di Indonesia sangat tinggi. Inilah yang menjadi akar masalah bangsa kita sehingga pembangunan perekonomian kita jauh tertinggal di banding negara lain. Hal tersebut disampaikan Agustri (R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM) di awal perbincangan ini.
Untuk itu Partai Gerindra memiliki salah satu program pasal 6 dari 6 Program Aksi Partai Gerindra yaitu membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas dan efektif. Program ini merupakan keharusan untuk diperjuangkan agar berhasil sehingga uang rakyat tidak hilang sia-sia. Di dalamnya bisa kita lihat bahwa di sana berbagai upaya perlu kita lakukan secara adil, tegas dan manusiawi.

CERITA “GORO-GORO” PILIHAN KITA

Radar PosEdisi 146/Th.VIII/ 15-31 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/


OLEH: R. AGUS TRIHATMOKO, SE. MBA. MM.
Memilih calon pemimpin dalam sebuah negara sepenuhnya berada ditangan rakyatnya. Tidak hanya memilih pemimpin negara, bahkan pimpinan kelompok yang baik atau kelompok yang jahatpun sering ditentukan oleh anggotanya. Apapun bentuk kelompok dan bangsa itu berdiri pemimpinnya selalu “diamini” oleh para pengikut atau warganya karena pemimpin memiliki kewenangan mengaturnya. Masalah yang selalu timbul adalah bagaimana para pengikut dan wargannya tidak keliru memilih pemimpin tersebut. 

Tanggal 9 April 2014 ini, kita akan dihadapkan pada sebuah pilihan untuk menentukan pemimpin kita. Ilustrasi cerita “goro-goro” dalam kisah pewayangan dapat memberi inspirasi kita bagaimana kita memilih para pemimpin bangsa. Perdebatan para panakawan dalam mensikapi para pemimpin patut kita cermati sebagai pelajaran atau dalam falsafaah jawa sering disebut “kaca brenggala”.