Solo--Sejak
pertengahan tahun lalu Rahayu Saraswati Djojohadikusumo telah berkunjung ke desa-desa untuk
menemui tim para pejuangnya
dan berjumpa dengan berbagai
lapisan masyarakat, termasuk tokoh-tokoh masyarakat. Di dalam perjalanannya,
ia juga melakukan berbagai kegiatan sosial sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat. “Kepedulian saya ini sebagai rasa syukur saya
terhadap berkat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa selama ini dan saya berharap persembahan saya kepada masyarakat dapat
bermanfaat banyak,” tutur Rahayu.
Sunday, March 23, 2014
PERJUANGAN RAHAYU SARASWATI MENEGAKKAN KEBENARAN
TA-Tabloid EDISI 5/III | 2014
Solo--Keputusan
dan kesiapan diri Rahayu Saraswati Djojohadikusumo maju menjadi Calon
Legislatif melalui Dapil IV Jateng (Sragen, Karanganyar, Wonogiri) bukanlah
tugas yang ringan. Telah dikatakan sebelumnya bahwa ia siap dan serius untuk
masuk ke dunia politik, seperti apa perjuangannya selama persiapan menjelang
Pemilu Legislatif pada 9 April 2014 nanti?
Awak media TA TV Tabloid kembali menjumpainya di sela-sela kesibukan
agenda politik wanita energik ini, yang sedang aktif turun ke pedesaan.
“Berbulan-bulan
saya keliling turun ke desa-desa di Sragen, Karanganyar dan Wonogiri yang saya
awali untuk melihat kondisi sosial dan ekonomi kehidupan masyarakat setempat,”
tutur Rahayu. Dia berkesimpulan bahwa
banyak desa di daerah ini dengan hampir 30% lebih warganya pergi meninggalkan
desa dan keluarganya untuk merantau ke kota besar. Berdasarkan berbagai hasil
riset dan pengalaman langsung di lapangan diketahui bahwa masyarakat di
pedesaan mayoritas hidupnya mengandalkan hasil pertanian namun saat ini para
petani sedang mengalami kesulitan yang akhirnya menjadi masalah serius bagi
bangsa Indonesia. “Saya maklum, karena
saya melihat bahwa banyak dari mereka tidak bisa bekerja di kampungnya untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan hidup keluarganya, namun juga kurangnya dukungan
pemerintah untuk cara hidup mereka sebagai petani atau peternak,” jelasnya.
MASUK KE RANAH POLITIK BUKAN IKUT-IKUTAN
Rahayu
Saraswati Djojohadikusumo
TA-Tabloid EDISI 5/III | 2014
Awal panggilan hidup Rahayu
Saraswati Djojohadikusumo adalah
di bidang seni peran sejak belasan tahun lalu dan belum di politik. Ketekunannya
dalam menggeluti seni peran tersebut berhasil
mengantarkan karirnya
dikenal sebagai sosok aktris di Trilogi Film Perjuangan ‘Merah Putih’.
Selain aktif di bidang seni
peran, sejak tahun 2009, Cucu Begawan Ekonomi Indonesia (Prof. Dr. Soemitro
Djojohadikusmo) ini telah mengabdikan diri sebagai aktivis sosial di bidang anti-perdagangan manusia dan perbudakan modern.
Rahayu Saraswati juga sangat
aktif pada isu-isu pemberdayaan perempuan dan isu perubahan iklim serta pelestarian lingkungan.
Rahayu Saraswati mengaku pada Januari 2013 dipanggil
keluarga untuk berbicara mengenai perannya di dunia politik. ”Saya diminta ikut
terlibat di politik secara langsung, bukan sekedar perjuangan
Pakde (Prabowo Subianto Djojohadikusumo),” kata putri kedua Hashim Djojohadikusumo
di kantor TA TV, Mojosongo Surakarta beberapa waktu yang lalu.
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo |
Menurut keluarganya dan jajaran Partai Gerindra,
Rahayu Saraswati dinilai memiliki potensi, kemampuan kesungguhan dan kejujuran
untuk menjadi seorang wakil rakyat dalam memperjuangkan aspirasi mereka. Dari diskusi keluarga besarnya itu, Rahayu Saraswati menyimak dan merenung selama beberapa minggu.
”Di bulan Februari
menjelang batas akhir pendaftaran Calon Legislatif, dengan mantab saya sampaikan kepada keluarga saya bahwa saya siap dan serius
menekuni politik,” katanya.
“Jujur, sebelumnya saya sering menyampaikan bahwa saya ragu
terjun di politik karena kecenderungan permainan politik yang sudah terbangun
selama ini, namun saya bertekad ingin membantu mengubahnya,” tegas Rahayu
Saraswati.
BIBIT, BOBOT DAN BEBET
“Rahayu Saraswati Djojohadikusumo”
Radar Pos, Edisi 145/Th.VIII/ 01-15 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/
Solo, Saat ini Rahayu Saraswati Djojohadikusumo maju berjuang
sebagai Calon Legislatif DPR RI Dapil IV Jateng (Sragen, Karanganyar, Wonogiri)
dari Partai Gerindra. Dalam mengulas latar belakang putri dari Trah Keluarga
Djojohadikusumo ini akan semakin tajam jika menyoroti tentang bibit, bobot dan
bebet seorang Rahayu Saraswati.
Rahayu Saraswati Dhirakanya
Djojohadikusumo (nama lengkap) adalah putra ke-dua Hashim Djojohadikusumo (Nama Lengkap: Hashim Suyono Djojohadikusumo),
cucu dari Begawan Ekonomi Indonesia yaitu Alm. Prof. Dr. Soemitro
Djojohadikusumo. Hashim Djojohadikusumo adalah adik dari Let. Jend. (Purn.)
Prabowo Subianto Djojohadikusumo yang saat ini semakin dekat dan dikenal oleh
masyarakat sebagai sosok harapan banyak orang untuk menjadi Presiden Republik Indonesia.
Untuk menelusuri silsilah atau dalam
falsafah Jawa disebut “Bibit” Rahayu Saraswati,
kurang lengkap jika hanya sampai kepada sang eyang Profesor Soemitro
maupun ayahnya Margono Djojohadikusumo yang mendirikan Bank BNI dan menjadi
anggota DPAS setelah kemerdekaan. Dari kesaksian keluarga dan penelusuran sejarawan dari
Universitas Oxford, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo memiliki garis keturunan
dari Raja “Sultan Agung Mataram”, pada garis keturunan yang ke sembilan. Dalam
garis keturunan tersebutlah, Rahayu Saraswati juga memiliki garis keturunan
dari Trah Ksatria Jawa “Raden Tumenggung Kertanegara III (Banyak Wide)” yang
tidak lain adalah panglima dari Pangeran Diponegoro, pada garis keturunan yang
ke-6.
RAHAYU SARASWATI DJOJOHADIKUSUMO
Ekonomi Kerakyatan Perjuangkan Rakyat Kecil
Radar Pos, Edisi 145/Th.VIII/ 01-15 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/
Karanganyar,, Sebagai Calon Anggota
Legislatif DPR-RI Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menyadari akan pentingnya ekonomi kerakyatan untuk
diperjuangkan. Di Rumah Aspirasi Karanganyar kami menjumpai Rahayu Saraswati, yang menjelaskan secara ‘gamblang’ tentang ekonomi kerakyatan.
Rakyat kecil saat ini adalah orang-orang yang terpinggirkan di negeri mereka sendiri,
terlunta-lunta berjuang untuk menyelamatkan kehidupan keluarganya. Bantuan
pemerintah dalam berbagai bentuk yang ada bukan merupakan solusi karena semua
sifatnya sesaat. Berdasarkan
konsep pembangunan, hal tersebut justru membuang-buang anggaran
secara tidak tepat
sasaran dan menjadi
salah satu sumber terjadinya korupsi. Hal ini terbukti dengan kehidupan
masyarakat kecil yang hingga kini nasibnya masih memprihatinkan dan jurang pemisah si kaya dan miskin semakin lebar.
KOTAK SUARA MENENTUKAN NASIB HIDUP
(Lanjutan Edisi Sebelumnya)
Radar Pos, Edisi 145/Th.VIII/ 01-15 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/
R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM |
Catatan kunci edisi ulasan sebelumnya,
http://agustricentre.blogspot.com/2014/03/kotak-suara-menentukan-nasib-hidup.html
“Namun yang sungguh
memprihatinkan mereka para calon wakil rakyat ini berani terang-terangan
negosiasi politik dengan cara transaksional. Apakah ini di benarkan...?”
“Namanya
serangan fajar tentu akan dilakukan secara rahasia karena mereka yang akan
melakukan telah mengetahui akan melanggar hukum. Mungkin mereka juga memiliki keyakinan
aman saja karena negara sebagai penyelenggara tidak akan mampu mengendusnya.”
“Bagi
yang belum paham harus mulai belajar cerdas, kalau ingin Presiden yang
diidam-idamkan nantinya memimpin negeri ini maka sudah selayaknya mendukung
Caleg Partai pengusungnya.”
Mulai sekarang rakyat harus cerdas,
jangan tersesat dalam memilih para wakil rakyat dalam Pileg 9 April nanti.
Namanya pesta demokrasi memang sah saja masyarakat juga menikmati apa saja yang
diberikan oleh para Partai dan para Calegnya, walau sumber uang dan barang itu
entah dari mana asal muasalnya, biar Tuhan Yang Maha Esa yang mencatat.
PENDIDIKAN IKUT MENENTUKAN MARTABAT BANGSA
Sosialisasi Rahayu
Saraswati Dengan Guru Wiyata Bakti
Radar Pos, Edisi 144/Th.VIII/ 15-28 Februari 2014
Pidato Rahayu Saraswati Djojohadikusumo di depan puluhan perwakilan guru Wiyata Bakti (WB) |
Acara ini diagendakan
oleh Rahayu Saraswati karena desakan keprihatinannya atas nasib para guru WB.
Hal tersebut mengingatkan perjuangannya selama ini tentang anti-perdagangan
manusia dan perbudakan. Ia merasakan nasib ribuan guru WB yang telah sekian
tahun berkerja di bidang pendidikan namun mereka saat ini menerima honor amat
jauh dari layak.
KOTAK SUARA MENENTUKAN NASIB HIDUP
Radar Pos, Edisi 144/Th.VIII/ 15-28 Februari 2014
R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM |
Untuk berbicara Pilpres masih terlalu jauh, tetapi untuk
Pileg sudah semakin dekat. Namanya hajatan tentu suasana di mana-mana mulai gayeng.
ANAK PETANI JUGA BERHAK KULIAH
Salah
Satu Perjuangan Agustri
Radar Pos, Edisi 144/Th.VIII/ 15-28 Februari 2014
R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM |
Karanganyar, Perjuangan
Agustri (R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM) di ranah politik benar bukan karena
pamrih jabatan. Dari sikapnya selama ini, dia memiliki ketulusan dan keseriusan
menjawab panggilan negara, bahkan dia pernah katakan ini parutusan dari Tuhan. Ketika
kami ingin tahu perjuangannya di bidang pendidikan, dia langsung menjawab “ini salah satu perjuangan berat kami”.
Dia katakan:“Sungguh
memprihatinkan bahwa dalam 20-30’an tahun terakhir ini sangat sedikit sekali di
wilayah 4J anak petani yang kuliah.Ini hasil penelusuran kami di pedusunan 4J
Raya. Bisa jadi mirip di daerah lain di Indonesia, tetapi maaf saya tidak punya
data persis secara nasional.”
Subscribe to:
Posts (Atom)