Saturday, January 25, 2014

RENUNGKAN TAHUN DEMI TAHUN YANG BERLALU

Radar PosEdisi 141/Th.VIII/ 01-15 Januari 2014: Lintas Daerah


R. Agus Trihatmoko
Wawancara Radar Pos dengan  Agustri (R. Agus Trihatmoko) di akhir tahun 2013 sedikit berbeda dengan biasanya. Sebenarnya dia agak enggan berbicara dengan kami dari media dengan alasan selama ini sudah banyak bicara. Namun ketika kami hanya sekedar ingin tahu aktifitasnya di akhir tahun 2013 ini akhirnya dia juga bersedia untuk kami ajak berdialog. Memang kita tahu bahwa ini musim liburan tetapi bagi dia rupanya tidak mengenal libur. Di akhir tahun ini dia tidak terlalu banyak mengunjungi dusun karena malah banyak tamu dari pedusunan yang mendatangi rumah aspirasi.  Agustri berada di kampung setiap hari biar tidak terlalu merepotkan masyarakat kalau mau menemuinya, karena kalau harus bertemu di rumahnya di Colomadu tentu terlalu jauh bagi masyarakat 4J.

Kita jangan bicara itu lagi marilah kita melihat dalam diri kita masing-masing, itu kata awal yang dibuka oleh Agustri. Hal yang perlu saya sampaikan  untuk mengawali tahun 2014 adalah mari kita renungkan tahun demi tahun yang berlalu.  Minimal saya dan panjenengan harus merenungkan apa yang telah kita lakukan di dalam keluarga kita “kami tidak ingin berkotbah tentang keluarga”.  Setelah itu dia menggiring kami dari pihak media untuk menyelami kembali penjuangan politiknya dengan wawasan awal tentang keluarga adalah komunitas basis negara. Dia katakan bahwa keluarga adalah bagian terkecil dari basis kehidupan bernegara.
Kemudian dia mulai menyatakan “tahun 2014 adalah tahun politik”,  yang akan menentukan nasib bangsa ini. Di tahun inilah kepemimpinan  nasional juga akan berganti setelah adanya Pemilu Legislatif.  Setiap basis keluarga saatnya akan ikut menentukan nasib bangsa dan nasib kehidupan keluarganya karena mereka bagian dari warga negara ini.  Jika saya dan anda bisa menerenungkan tahun-tahun yang berlalu bisa jadi akan menyesal ketika kita ingat kepada siapa dulu kita menentukan pilihan politik.
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan R. Agus Trihatmoko
Semua keluarga yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu 2014, kami harap jangan golput. Mari kita renungkan dan kita harus menentukan sikap untuk menyelamatkan kehidupan kita serta anak cucu. Saya bukan ingin membuat cemas masyarakat, di sini hanya ingin menegaskan kepada siapapun “kesalahan menentukan sikap politik akan membawa dampak sangat panjang bagi anak cucu kita”.  Siapapun kita tentu sering berdoa agar bagi anak dan cucu nantinya memiliki kehidupan yang lebih baik? Artinya jika kita menentukan pilihan politik terhadap seorang calon legislatif /calon pemimpin hanya karena mendapat amplop atau material politik maka kita juga harus siap mempertaruhkan nasib anak dan cucu. Untuk itulah saya dan Mbak Rahayu Saraswati tidak ingin budidaya politik wani pira karena kami tidak ingin menggadaikan nasib rakyat dan generasi anak cucu.
Mari kita renungkan tahun-tahun yang berlalu, apakah kita telah ikut  mencetak pemimpin atau wakil rakyat yang siap bekerja bersih dari cara yang korup? Hati-hati di tahun 2014 akan banyak jebakan oleh mereka yang memiliki ambisi kepentingan pribadi untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya dan ujung-ujungnya rakyat seperti kita ini tinggal menerima sisanya.  Selanjutnya Agustri juga menyampaikan pesan untuk menjadi perenungan bersama bahwa memilih wakil rakyat itu mendudukan pemimpin bukan menempatkan pejabat. Menurutnya bahwa masyarakat harus paham betul kualitas pemimpin yang akan dipilihnya. Semua warga negara memiliki hak yang sama untuk menjadi bagian pemimpin negeri ini. Penilaiannya sederhana, tingkat pendidikan belumlah cukup tetapi yang terpenting bagaimana kesiapan mengemban amanat dari rakyat.
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo
Doa dan cita-cita kami, sudah saatnya yang memimpin haruslah yang cerdas, tegas, bersih dan berwibawa serta adil dan memihak rakyatnya. Saatnya kita perlu pemimpin-pemimpin seperti itu dari daerah hingga tinggkat pusat. Saatnya kita harus berani berfikir cerdas, karena kita ingin melihat bangsa kita makmur, aman dan jaya. Kita tidak ingin lagi bangsa ini menjadi ajang permainan mereka para Koruptor, Komprador dan Korawa. Hanya dengan ketegasan ini bangsa ini bisa bangkit, kuat dan bermartabat untuk kemerdekaan rakyat. Inilah misi yang di emban Pak Prabowo dan Partai Gerindra, sehingga kita boleh bertanya dalam hati: kalau bukan kita siapa lagi ? kalau tidak sekarang kapan lagi ?

Sekelumit renungan yang disampaikan Agustri ini rencana juga akan menjadi bagian renungan pada acara perayaan malam tahun baru di Jumapolo. Menurut rencana pada malam pergantian tahun 2013 – 2014 dia akan bergabung bersama dengan masyarakat di Terminal Jumapolo dalam acara “Gebyar Natal dan Tahun Baru”. Saya bersyukur dan merasa terhormat karena teman-teman dari Paguyuban Terminal dan Ojek Jumapolo mengudang saya untuk memberikan sambutan renungan malam tahun baru. Mereka juga mengundang Mbak Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, namun karena pemberitahuan ini sangat mendadak jadi beliau tidak bisa hadir. Melalui media ini perkenankan kami mengucapkan “Selamat Natal” bagi saudara/ri umat Kristiani dan “Selamat Tahun Baru” bagi kita semua. Semoga Tuhan Memberkati kita dalam menjalani kehidupan di tahun 2014 ini.  

No comments:

Post a Comment