R. Agus Trihatmoko |
Wawancara
Radar Pos dengan Agustri (R. Agus
Trihatmoko) di akhir tahun 2013 sedikit berbeda dengan biasanya. Sebenarnya dia
agak enggan berbicara dengan kami dari media dengan alasan selama ini sudah banyak
bicara. Namun ketika kami hanya sekedar ingin tahu aktifitasnya di akhir tahun
2013 ini akhirnya dia juga bersedia untuk kami ajak berdialog. Memang kita tahu
bahwa ini musim liburan tetapi bagi dia rupanya tidak mengenal libur. Di akhir
tahun ini dia tidak terlalu banyak mengunjungi dusun karena malah banyak tamu dari pedusunan yang
mendatangi rumah aspirasi. Agustri
berada di kampung setiap hari biar tidak terlalu merepotkan masyarakat kalau
mau menemuinya, karena kalau harus bertemu di rumahnya di Colomadu tentu
terlalu jauh bagi masyarakat 4J.
Kita jangan
bicara itu lagi marilah kita melihat dalam diri kita masing-masing, itu kata awal
yang dibuka oleh Agustri. Hal yang perlu saya sampaikan untuk mengawali tahun 2014 adalah mari kita renungkan tahun demi tahun yang
berlalu. Minimal saya dan
panjenengan harus merenungkan apa yang telah kita lakukan di dalam keluarga
kita “kami tidak ingin berkotbah tentang keluarga”. Setelah itu dia menggiring kami dari pihak media
untuk menyelami kembali penjuangan politiknya dengan wawasan awal tentang keluarga adalah komunitas basis negara.
Dia katakan bahwa keluarga adalah bagian terkecil dari basis kehidupan
bernegara.
Kemudian dia
mulai menyatakan “tahun 2014 adalah
tahun politik”, yang akan menentukan
nasib bangsa ini. Di tahun inilah kepemimpinan
nasional juga akan berganti setelah adanya Pemilu Legislatif. Setiap basis keluarga saatnya akan ikut
menentukan nasib bangsa dan nasib kehidupan keluarganya karena mereka bagian
dari warga negara ini. Jika saya dan anda bisa menerenungkan
tahun-tahun yang berlalu bisa jadi akan menyesal ketika kita ingat kepada siapa
dulu kita menentukan pilihan politik.
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan R. Agus Trihatmoko |
Semua
keluarga yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu 2014, kami harap jangan golput.
Mari kita renungkan dan kita harus menentukan sikap untuk menyelamatkan kehidupan
kita serta anak cucu. Saya bukan ingin membuat cemas masyarakat, di sini hanya
ingin menegaskan kepada siapapun “kesalahan
menentukan sikap politik akan membawa dampak sangat panjang bagi anak cucu
kita”. Siapapun kita tentu sering
berdoa agar bagi anak dan cucu nantinya memiliki kehidupan yang lebih baik?
Artinya jika kita menentukan pilihan politik terhadap seorang calon legislatif /calon
pemimpin hanya karena mendapat amplop atau material politik maka kita juga
harus siap mempertaruhkan nasib anak dan cucu. Untuk itulah saya dan Mbak
Rahayu Saraswati tidak ingin budidaya politik wani pira karena kami tidak ingin
menggadaikan nasib rakyat dan generasi anak cucu.
Mari kita
renungkan tahun-tahun yang berlalu, apakah kita telah ikut mencetak pemimpin atau wakil rakyat yang siap
bekerja bersih dari cara yang korup? Hati-hati
di tahun 2014 akan banyak jebakan oleh mereka yang memiliki ambisi kepentingan
pribadi untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya dan ujung-ujungnya rakyat
seperti kita ini tinggal menerima sisanya. Selanjutnya Agustri juga menyampaikan pesan
untuk menjadi perenungan bersama bahwa memilih wakil rakyat itu mendudukan
pemimpin bukan menempatkan pejabat. Menurutnya bahwa masyarakat harus paham
betul kualitas pemimpin yang akan dipilihnya. Semua warga negara memiliki hak
yang sama untuk menjadi bagian pemimpin negeri ini. Penilaiannya sederhana,
tingkat pendidikan belumlah cukup tetapi yang terpenting bagaimana kesiapan
mengemban amanat dari rakyat.
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo |
Doa dan
cita-cita kami, sudah saatnya yang
memimpin haruslah yang cerdas, tegas, bersih dan berwibawa serta adil dan
memihak rakyatnya. Saatnya kita perlu pemimpin-pemimpin seperti itu dari
daerah hingga tinggkat pusat. Saatnya kita harus berani berfikir cerdas, karena
kita ingin melihat bangsa kita makmur, aman dan jaya. Kita tidak ingin lagi
bangsa ini menjadi ajang permainan mereka para Koruptor, Komprador dan Korawa.
Hanya dengan ketegasan ini bangsa ini bisa bangkit, kuat dan bermartabat untuk
kemerdekaan rakyat. Inilah misi yang di emban Pak Prabowo dan Partai Gerindra,
sehingga kita boleh bertanya dalam hati: kalau
bukan kita siapa lagi ? kalau tidak sekarang kapan lagi ?
Sekelumit
renungan yang disampaikan Agustri ini rencana juga akan menjadi bagian renungan
pada acara perayaan malam tahun baru di Jumapolo. Menurut rencana pada malam
pergantian tahun 2013 – 2014 dia akan bergabung bersama dengan masyarakat di
Terminal Jumapolo dalam acara “Gebyar Natal dan Tahun Baru”. Saya bersyukur dan
merasa terhormat karena teman-teman dari Paguyuban Terminal dan Ojek Jumapolo
mengudang saya untuk memberikan sambutan renungan malam tahun baru. Mereka juga
mengundang Mbak Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, namun karena pemberitahuan
ini sangat mendadak jadi beliau tidak bisa hadir. Melalui media ini perkenankan
kami mengucapkan “Selamat Natal” bagi saudara/ri umat Kristiani dan “Selamat
Tahun Baru” bagi kita semua. Semoga Tuhan Memberkati kita dalam menjalani kehidupan
di tahun 2014 ini.
No comments:
Post a Comment