Saturday, January 25, 2014

BELENGGU HIDUP ORANG DESA

Radar PosEdisi 139/Th.VIII/ 01-15 Desember 2013: Lintas Daerah


MEMBANGUN SEJARAH POLITIK YANG BERBUDAYA 

Karanganyar, Radar Pos Sepuluh Nopember Hari Pahlawan ada apa di 4J Raya? Radar Pos kembali menjumpai Agustri di kantor Rahayu Saraswati Karanganyar untuk mengkonfirmasi apa makna agenda di hari tersebut. Awalnya dia katakan “lah.. biasa saja, kami  hanya ingin mengenang perjuangan para pahlawan negara”. Namun setelah kami telusuri ternyata hari itu di Dusun Wates Jumantoro punya hajatan dan Agustri sebagai tuan rumah. Dia ceritakan, kami menyambut tamu ala orang desa dengan cara sederhana bernuansa budaya. Justru di kampunglah orang masih kenthal menghargai budaya tinggalan leluhur. Semangat inilah yang dibangun oleh Agustri untuk menciptakan iklim berbudaya dalam agenda politiknya.

Foto bersama dengan para pemain reog
Pada hari tersebut walau sederhana tetapi nampak ada sesuatu yang menarik untuk dicermati. Di hari itu, kibaran bendera Merah Putih, bendera Gerindra, umbul-umbul warna warni, busana Nasional, busana Kejawen dan pakaian kaos Gerindra bertabur di Jumantoro. Suasana semakin semarak ketika bahana suara musik Gending Jawa, Lagu Nasional dan Mares Gerindra menyambut kehadiran seorang tokoh nasional yang mau keraya-raya (susah payah) datang ke kampung. Tokoh nasional yang dimaksud adalah Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, sesuai yang pernah disampaikan Agustri pada Radar Pos edisi awal bulan ini.
Tokoh wanita muda, cerdas dan berbudi ini turun masuk kampung bukan ingin tebar pesona tetapi sebagai bentuk keteguhan perjuangannya untuk ikut menyelamatkan bangsa ini. Kesempatan ini diagendakan sehari penuh untuk menjumpai warga masyarakat yang datang dari berbagai pedusunan 4J Raya. Suasana hari itu mengharukan dan sekaligus membanggakan di mana hari tersebut ada ribuan rakyat dari pedusunan hadir dalam acara ini. Mereka bagian dari team sukses dan simpatisan R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM (Caleg DPRD Kabupaten Karanganyar Dapil 3: 4J Raya) dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Caleg DPR RI dari Wiliyah Jateng Dapil IV:  Sragen, Karanganyar dan Wonogiri).
Di hari Pahlawan ini Agustri mengagendakan tiga acara sekaligus, yaitu: Pembukaan Rumah Aspirasi, Rapat Pembekalan Team dan Panggung Rakyat. Untuk itu kehadiran Rahayu Saraswati dapat dipastikan akan memiliki peran dan makna yang sangat penting.
Rumah Aspirasi dimaksudkan sebagai tempat rakyat berbicara. Aspirasi menurut agustri bukan saja ketika menjelang pemilu tetapi akan berkelanjutan ketika masyarakat memberikan kepercayaan untuk mewakilinya. Agustri sambil berkelakar dalam keterangannya bahwa rumah aspirasi bukan untuk bicara wani piro, strategi serangan fajar dan politik transaksional. Dijelaskan bahwa rumah aspirasi itu sebagai tempat rakyat bicara “apa sih harapan dan uneg-unegnya (keluh kesah) rakyat selama ini?”
Rapat Pembekalan team dimaksudkan untuk membangun semangat baru dalam perjuangan politik yang sebanarnya. Bukan untuk bendrong (hura-hura) tetapi penekanannya lebih kepada makna mengapa mereka harus rela menjadi pejuang untuk mensukseskan misi perjuangan Agustri dan Rahayu Saraswati beserta Gerindra dan Prabowo. Rapat digelar di gedung rakyat yaitu Balai Desa Jumantoro. Seluruh jajaran pemerintahan desa Jumantoro ikut ambil bagian dalam acara ini, walaupun mereka dalam posisi politik netral tetapi mereka merelakan diri nyengkuyung dan menghargai hadirnya para tamu yang datang pada acara ini.  
Kehadiran Rahayu Saraswati Djojohadikusumo memberikan magnet tersendiri untuk masyarakat. Ia hadir membawa misi perjuangan untuk menyelamatkan rakyat dari jurang kemiskinan, dari jepitan ketidakadilan serta belenggu pembodohan. Agustri bersama masyarakat dusun wates dan tokoh Jumantoro mengemas acara tersebut dengan sentuhan budaya setempat. Panitia acara diketuai oleh seorang tokoh masyarakat bernama Harso Wiseno dan sebagai protokol Slamet Prihatin. Mereka berkreasi bersama seluruh potensi warga mengemas acara sesuai maksud dan tujuan dari Agustri.
Menurut Agustri, hal ini dilakukan sebagai pijakan bahwa politik itu berbudaya bukan budaya berpolitik seperti saat ini. Sadar atau tidak sadar bahwa budaya berpolitik saat ini cenderung mengabaikan nilai-nilai kesantunan. Meninggalkan makna demokrasi yang sebenarnya dengan penuh intrik dan terkadang cenderung obralan. Apalagi kalau sudah bicara budaya politik wani piro dan serangan fajar untuk ambisi sebuah jabatan. Politik berbudaya memiliki nilai-nilai: jelas, cerdas, santun, jujur dan adil. Sedap dipandang mata, nyaman didengar dan sejuk dirasakan untuk sebuah keyakinan masa depan masyarakat. Keras untuk sebuah tekad perjuangan bukan keras memaksakan diri dengan segala cara untuk memperoleh dukungan. Politik yang berbudaya ini merupakan sekelumit bagian dari banyak pemikiran dan niat perjuangan membangun sejarah baru di 4J dari Agustri.
Acara pembukaan rumah aspirasi ditandai pemecahan Kendil Pertolo dengan senjata Godo Kayu Adem Ati. Agustri, Rahayu Saraswati dan Harso Wiseno mengayunkan senjata Godo dan pecahlah kendi pertolo menyemburkan air harum aneka bunga.
Rahayu Saraswati D. saat prosesi pemecahan kendi
  Setelah itu mereka mengunjungi dapur umum di rumah keluarga Pak Parmin sekaligus menjumpai Bu Yatmi yang ikut nyengkuyung segala peralatan acara. Sebagai seorang wanita Rahayu Saraswati langsung ikut bersama ibu-ibu dusun Wates ikut menyiapkan hidangan untuk para tamu. Berikutnya dari rumah aspirasi Agustri dan Rahayu Saraswati menuju tempat rapat pembekalan beriring dengan kirab budaya. Sebagai cucuk lampah (penunjuk jalan) Harso Wiseno membawa dupa diikuti pembawa panji-panji dan simbul-simbul perjuangan oleh para sesepuh serta pemuda-pemudi. Rapat diawali dengan suguhan tarian Gambyong Parianom oleh Ayu dan Rosa dari Desa Thengklik Kedawung. Ketika rapat pembekalan selesai, Agustri dan Rahayu Saraswati dihantarkan oleh Rombongan Reog dari Desa Mberuk Jatiyoso Pimpinan Pak Tardi. Agustri dan Rahayu Saraswati berjalan bersama Reog dan seluruh peserta rapat menuju panggung rakyat yang digelar di lapangan olah raga dusun itu.
Rahayu Saraswati D. dan Agustri diantar menuju panggung rakyat oleh rombongan reog dan masyarakat
Di panggung rakyat group musik dari kota solo menyambutnya dengan mengumandangkan lagu-lagu. Lagu yang lantunkan bermakna untuk membangun rasa dan makna solidaritas, nasionalisme dan perjuangan . Bukan sekedar hiburan mata dan telinga tetapi benar-benar menyetuh setiap hati yang menikmatinya.
Dalam situasi seperti itu rakyat Jumantoro dan 4J Raya yang hadir, telah melihat dan merasakan suasana politik berbudaya. Semangat perjuangan rakyat kecil dikumandangkan dengan suara hati, penuh senyum dan ceria walau panasnya terik matahari membuat keringat mereka membasahi tubuh. Mengapa mereka secara bersama mau melakukan semua ini..? Agustri dan Rahayu Saraswati bisa merasakan dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Rahayu Saraswati dan Agustri saat mengikuti prosesi acara

Agustri dengan terbata-bata  menyampaikan bahwa “setelah acara selesai kami berdua merenung dalam keprihatinan dan air mata kami menetes”. Selanjutnya Rahayu Saraswati mengatakan: Mereka yang hadir saat itu sebenarnya dalam belenggu hidup. Mereka belum merdeka, mereka terpinggirkan dan mereka terlupakan. Mereka adalah 99% para petani desa, mereka menantikan perlakuan yang adil untuk hidup layak dan sejahtera. Mereka ingin ladang dan sawahnya subur dan mereka perlu prasarana untuk mengolahnya. Mereka berharap kelak anak dan cucu mereka biar bisa menikmati hidup makmur, tidak bernasib seperti yang dialaminya kebanyakan rakyat saat ini.  Mereka butuh pendidikan hingga perguruan tinggi, mereka butuh kesehatannya terjamin, mereka ingin hidup berdampingan bersama keluarga bukan terpisahkan dirantau nan jauh untuk mencari nafkah.
Begitu banyak keprihatinan inilah yang memberikan semangat kami untuk tidak berhenti berjuang untuk memenangkan Gerindra dan Prabowo Preseiden. Dua tokoh muda ini menjelaskan sikap politiknya “bahwa kami bukan politisi atau politikus tetapi kami adalah pejuang politik”. Saya dan mbak Rahayu Saraswati bukan orang hebat tetapi biasa saja, kami hanyalah pejuang pembela rakyat untuk ikut menghantarkan bangsa ini merdeka dan rakyatnya sejahtera. Dinyatakan pula bahwa kami bukan mengejar ambisi untuk sebuah jabatan tetapi kami ingin menjadi alat rakyat yang merasa ingin diperjuangkan nasibnya.
Perjuangan kami meneladani semangat pengorbanan Jend. Sudirman dan para pejuang kemerdekaan lainnya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Rahayu Saraswati ketika memberi pembekalan dalam rapat. Wanita muda ini juga mengatakan pesan dari beliau Pak Prabowo bahwa perjuangan ini “Revolusi dan Perang Kemerdekaan Jilid 2” namun bukan dengan sejata pedang, keris, tombak, panah dan bambu runcing tetapi mengajak semua team untuk tak henti berbicara kepada masyarakat. Agustri menegaskan juga dalam rapat pembekalan bahwa waktunya sekarang..! dan sejarah akan sulit terbangun dikemudian hari...! hanya dan jika Gerindra Menang dan Prabowo Presiden, bangsa ini akan segera bangkit dan jaya.” 
Agustri saat memberikan pembekalan
Seorang Prabowo Subianto saja tak henti berkeliling Indonesia untuk mengajak kelompok masyarakat yang dijumpai “mari kita bangkitkan Indonesia agar benar-benar merdeka”. Semangat Pak Prabowo tersebut mengingatkan beliu akan perjuangan Bung Karno ketika ingin membebaskan bangsa ini dari penjajahan. Untuk itu kami ini sebagai generasi muda tentu menjadi sebuah keharusan untuk siap sedia tak henti juga bertemu dan berbicara dengan siapa saja di pelosok pedusunan daerah ini.
Menurut pantuan dari Radar Pos, kedua tokoh ini memang memiliki sikap, gaya dan semangat lain dari pada yang lain dalam melakukan perjuangan.  Agustri dlusupan ke kampung ala salesman peralatan dapur, tetapi menurutnya itu biasa saja wong saya ini asli wong ndeso. Bertemu dengan masyarakat 4J itu menyenangkan lho..., masih banyak orang tulus apa adanya. Apalagi ketika menerobos pegunungan dan lembah, ...waduh segar dan alam pemandangannya indah. Namun tak mengelak dan diakui pula bahwa tidak sedikit justru yang pinter-pinter kalau diajak cerita perjuangan malah mumetke kepala.
Hal senada tetapi mengejutkan ketika kami mengkonfirmasi Rahayu Saraswati, berapa dusun yang sudah dikunjungi Mbak? Dengan seyumnya yang khas ia menjawab berapa ya...wong kita ndak mencatat, ratusan kali..mungkin? yang jelas belum ribuan. Menurut wanita muda ini saya lebih senang dan merasa bersyukur jika bertemu masyarakat langsung di dusun-dusun. Masyarakat di sini mayoritas orang kampung pedusunan, mereka ramah, jujur dan tulus apa adanya. Jadi saya harus tak henti mengunjunginya, mereka perlu didengar dan disapa dari hati ke hati. Hanya saja Dapil saya itu tiga kabupaten, Sragen-Karanganyar-Wonogiri, jadi mohon dimaklumi dan dimaafkan kalau nantinya banyak dusun yang belum bisa saya kunjungi. Mohon maaf kalau saya jarang di kantor, bagi yang ingin menyampaikan aspirasi silahkan saja pintu kantor tetap terbuka. Di sana sudah ada team penerima aspirasi yang selalu melayani siapapun, nanti pasti juga disampaikan ke saya.   
Sebenarnya apa saja yang dipaparkan dalam pidato rapat pembekalan team dalam acara tersebut? Dalam rapat pembekalan mereka berdua mensosialisasikan 6 Program Aksi Partai Gerindra, yang perlu diketahui oleh semua lapisan masyarakat. Menurutnya, mereka tidak khawatir kalau semua pidato mereka berdua bocor didengar oleh partai tetangga. Alasannya sederhana bahwa kami pejuang politik yang apa adanya dalam pijakan yang benar. Monggo tidak ada yang rahasia kami tidak bicara wani piro dan serangan fajar tetapi kami bicara perjuangan dan mengajak berjuang dengan semua team maupun tokoh masyarakat yang hadir.
Rahayu Saraswati saat memberikan pembekalan
Satu hal lagi yang sangat penting diketahui masyarakat bahwa kami memiliki kontrak politik dengan masyarakat pedesaan. Jika Gerindra Menang dan Prabowo Presiden “tanpa koalisi”, setiap desa akan diberikan anggaran 1 (satu) milyar rupiah per tahun. Ini bukan uang sedikit 5 (lima) milyar selama lima tahun, bisa dibayangkan pembangunan insfrastruktur pedesaan benar-benar akan maju pesat. Dari pembangun prasaran jalan, jembatan, pendidikan, kesehatan, pertanian, pasar, industri kecil dan apa saja yang baik untuk kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Nantinya jangan ada lagi kemiskinan, jangan ada pengangguran dan jangan ada perbudakan serta jangan terjadi lagi kesenjangan hidup. Saatnya nanti rakyat dan generasi bangsa ini akan menikmati kemakmuran dan kesejahteraan. Mereka menjelaskan uangnya dari mana sebesar itu? Menurutnya anggaran itu memang biyuh-biyuh sak hilollah (besar sekali) tetapi sebenarnya kecil jika dibanding dengan bocornya uang negara selama ini. Mereka katakan bahwa jika Gerindra Menang dan Prabowo Presiden, nantinya di bawah Pemerintahan Pak Prabowo secara tegas akan memerangi korupsi dan menyelamatkan keuangan negara yang selama ini telah menguap hingga seribu trilyun rupiah per tahun.
Kami mengajak semua tokoh-tokoh masyarakat di pedusunan untuk berani berjuang meningggalkan budaya politik wani pira dan serangan fajar. Selama budaya ini terus berjalan dan dijalankan oleh para elit politik daerah maupun nasional artinya penyakit korupsi bangsa ini tak akan terobati. Rahayu Saraswati balik bertanya kepada Radar Pos, benar atau tidak? Kami jawab benar dan itu sesuai yang kami tulis pada edisi awal bulan Nopember dalam tajuk budaya wani pira. Bahkan Agustri menyentil bagaimana Karanganyar saat ini? Seberapa banyak pemimpin dan wakil rakyat kita saat ini “sing wis isa resik tenan”? Silahkan masyarakat yang menilai, sekarang rakyat perlahan akan kami ajak menyadari itu semua.
Setelah cerita politik akhirnya Radar Pos menanyakan bagaimana dan apa maksud acara kok ada kirab budaya, tari-tarian, kesenian Reog dan musik? Agustri menjawab ...ngjih itu selain untuk hiburan rakyat yang selama ini jarang muncul tentu kami memiliki maksud yang jauh lebih penting. Di balik itu semua kami ingin sampaikan pesan ke masyarakat bahwa politik bisa berbudaya dengan nilai-nilai yang baik. Politik itu indah mulia dari rakyat untuk rakyat demi rakyat, bukan slogan dan cerita murahan, apa adanya tanpa ditutup-tutupi serta bebas tetapi bertanggung jawab, karena pada dasarnya kami ini pejuang untuk rakyat bukan untuk kepentingan pribadi.
Masyarakat yang hadir saat pembekalan di  Balai Desa Jumantoro

Di akhir wawancara ketika Radar Pos bertanya kepada Agustri apakah ini bagian dari cita-cita membangun sejarah baru di 4J Raya? Dia katakan biasa saja wis sak lumrahe wong ndeso kerawuhan tamu...apalagi Mbak Rahayu Saraswati hadir ke kampung ini, tetapi silahkan saja itu relatif tergantung yang ditanya dan siapa yang menjawab, semua orang boleh memberikan komentar apa saja tentang acara ini. Kalau kami boleh mengatakan bahwa siapapun yang terlibat dalam acara tersebut yang dengan hati tulus iklas mereka adalah pejuang. Mereka akan mengenang namanya agenda politik yang berbudaya di Jumantoro.
Sambil menjabat tangan Rahayu Saraswati, Agustri menyampaikan terima kasih dan mengucapkan Selamat Datang Di 4J Raya. Mbak Rahayu Saraswati Djojohadikusumo “Sudah Waktunya Perjuangkan Rakyat Agar Sejahtera” kami bersamamu. Secepatnya Rahayu Saraswati menjawab siap...!, terus bersemangat dan ini baru awal sebuah perjuangan. Terima kasih kepada semua masyarakat yang ikut berjuang suka rela dan tulus ikhlas mensukseskan acara ini. Semoga kelak mereka dan generasi anak cucu kita semua akan memetik buah-buah dari semua perjuangan ini.       

2 comments:

  1. Tetap Semangat untuk Perjuangan Melawan Arus demi kemakmuran Rakyat Indonesia dengan menolak budaya ""WANI Piro,..???"" di masyarakat baik dari kalangan Atas sampai Bawah. Semoga perjuangan yang dilakukan Pak Agustri bersama Mbak Rahayu Saraswati Djoyohadikusumo dan Pak Prabowo Subiyanto bisa dipahami oleh masyarakat dan memberi perubahan besar terhadap masyarakat Indonesia.

    ***Usul:
    Jika Pak Prabowo nanti sudah jadi PRESIDEN RI, mohon segera dilakukan pembangunan LAPAS-LAPAS baru di berbagai daerah. Karena Saya sendiri Khawatir dan saya yakin sekali pada saat itu nanti para KORUPTOR banyak yang minta dirumahkan di Hotel_Prodeo......!!!! :D

    Maturnuwun,
    Berkah Dalem---

    ReplyDelete
  2. Sukses buat mas Agus semoga Tuhan selalu memberkati

    ReplyDelete