Memahami Makna Pidato Agustri di Jumapolo
Radar Pos, Edisi 143/Th.VIII/ 01-15 Februari 2014
R. Agus Trihatmoko |
Karanganyar, Seperti
yang telah di beritakan Radar Pos edisi 141 tentang “Renungkan Tahun Demi Tahun
Yang Berlalu” telah diangkat dalam pidato malam tahun baru di Terminal
Jumapolo. Di hadapan publik Agustri (R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM)
mengenalkan sosok Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan dirinya terkait dengan
kehadirannya di ranah politik. Bobot renungan yang di sampaikan Agustri membuat
orang simpatik dan kagum karena pernyataannya yang keras namun secara politik
tetap cerdas dan santun.
Menurutnya santai saja
ketika harus memberikan nilai-nilai renungan sosial politik walau waktu itu di
hadapannya banyak tokoh masyarakat dan bahkan tokoh dari berbagai partai politik. Justru dari sana mereka semua diharapkan
memahami makna malam tahun baru termasuk tahun politik 2014.
Agustri memberikan
penekanan keprihatitan situasi masyarakat yang terperangkap dalam kebodohan dan
kemiskinan sedangkan di sisi lain bangsa ini terlanda badai korupsi.
Mengejutkan, dua minggu berikutnya ternyata ada orang desa yang terketuk hati untuk siap berjuang bersama Agustri
dan Rahayu Saraswati. Dari beberapa tokoh dusun di Desa Sedayu, Jumantono yaitu
Pak Wardi di suatu malam mengundang Agustri. Singkatnya mereka berdiskusi
panjang lebar tentang makna perjuangan politiknya yang sejalan dengan Rahayu
Saraswati, Prabowo dan Gerindra.
Menurutnya, tidak ada
kata terlambat kami hanya ingin rakyat mulai paham bahwa politik uang dan
politik transaksional menyesatkan rakyat. Masalah perolehan dukungan kembali
kami tegaskan ini kesadaran rakyat. Tetapi
jika mau berobah dengan cara yang benar maka hal yang akan terjadi bahwa manisnya
kemakmuran akan segera dirasakan. Dia juga menegaskan bahwa misi Pak Prabowo
jelas ingin merobah dan menggantikan “Desa menjadi pusat perekonomian bangsa”.
Begitu juga perjuangan
Agustri kosisten untuk membela hidup petani dan orang desa, di mana secara
garis politik didukung sepenuhnya oleh Rahayu Saraswati. Tegas dan lugas
Agustri selalu tidak segan memberikan penekanan makna perjuangan kepada
masyarakat “kesempatan ini sekali” jika
tidak sejarah akan sulit di kemudian waktu.
Perjuangan Agustri untuk
menegakkan kejujuran berdasarkan pernyataan Prabowo Subianto dari jejaring
sosialnya. ...”lebih baik Gerindra tinggal bersisa 10 orang tetapi orang ini bersih
dan jujur dari pada besar tetapi ada yang korupsi” selanjutnya ....”mencegah
jauh lebih baik dari mengobati, berpolitik untuk menutup semua celah korupsi lebih
bermanfaat bagi rakyat banyak dari pada berpolitik untuk menembak mati koruptor”.
Perjalanan kami benar...!,
turun ke pedusunan bukan minta dikasihani tetapi mengajak masyarakat mau membuka
diri dengan hati setulus-tulusnya untuk berjuang bersama. Jika masyarakat mau
bergabung bersama kami maka terbukalah kunci perobahan hidup petani dan orang
desa yang selama ini sedang terbelenggu.
Mereka berdua percaya ke
depan ini masih ada lagi tokoh-tokoh orang desa yang terketuk hatinya untuk segera
bergabung. Agustri & Rahayu Saraswati selalu siap berjuang demi mewujudkan
kesejahteraan hidup petani dan orang desa. Kunci
perobahan di tangan kita...! Kalau
bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?
No comments:
Post a Comment