Sunday, March 23, 2014

ANAK PETANI JUGA BERHAK KULIAH

Salah Satu Perjuangan Agustri

Radar PosEdisi 144/Th.VIII/ 15-28 Februari 2014

R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM

Karanganyar, Perjuangan Agustri (R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM) di ranah politik benar bukan karena pamrih jabatan. Dari sikapnya selama ini, dia memiliki ketulusan dan keseriusan menjawab panggilan negara, bahkan dia pernah katakan ini parutusan dari Tuhan. Ketika kami ingin tahu perjuangannya di bidang pendidikan, dia langsung menjawab “ini salah satu perjuangan berat kami”.

Dia katakan:“Sungguh memprihatinkan bahwa dalam 20-30’an tahun terakhir ini sangat sedikit sekali di wilayah 4J anak petani yang kuliah.Ini hasil penelusuran kami di pedusunan 4J Raya. Bisa jadi mirip di daerah lain di Indonesia, tetapi maaf saya tidak punya data persis secara nasional.”
        Menurutnya, “Situasi ini sangat jauh berbeda di era kami dulu, banyak teman saya dari desa, anak petani yang pandai, bisa dan mau kuliah. Sekarang mereka sudah mampu berkarya sesuai bidangnya masing-masing. Kondisi sekarang, ketika saya berdialog dengan para petani di pedusunan mereka jawabnya sederhana ‘tidak mampu membiayai; kalau kami paksakan percuma karena nanti untuk menjadi pegawai harus punya uang suap ratusan juta.’
         Ini benang kusut tidak semudah membalikkan tangan tetapi perlu proses, namun kami yakin bisa diatasi bersama.Proses akan cepat terwujud, hal yang utama kami perlukan adalah kekuatan politik dan dukungan langsung para petani di pedusunan.”
         Kegigihan Agustri dlusupan ke pedusunan bertujuan agar bisa bertemu masyarakat dan para tokohnya. Ia mengatakan, “Mereka harus tahu bahwa kami dari Partai Gerindra memiliki  kontrak politik anggaran 1 milyar per desa per tahun. Ini sedikit berbeda dari UU Desa karena akan langsung disalurkan kepada kas desa. Saat terealisasi, ini akan mampu meningkatkan secara tajam perekonomian para petani. Hal yang tidak boleh diabaikan adalah dana tersebut harus kami kawal dan dampingi agar tepat sasaran serta jangan ada yang dikorupsi.”
         Dalam sikapnya, Agustri tidak tedheng aling-aling, sudah kewajiban bagi siapapun yang menjadi wakil rakyat di Karanganyar “berani memainkan politik” agar jalannya pemerintahan daerah hingga desa bersih dari praktik korupsi. Saya sudah doktrin semua tim relawan kami untuk tidak kaget jika sekarang ini banyak tokoh lain di desa yang meremehkan saya – “karena bisa jadi mereka kelak akan kena getahnya...walluallam”. Kita ingin amankan rupiah demi rupiah uang rakyat – darikita harus kembali untuk kita.
      Menurut Agustri, itu bukan sekedar obral janji politik tetapi itu sudah merupakan keharusan bangsa karena anak petani juga berhak kuliah. Jika para petani mau berjuang bersama kami, maka kelak kita yakin akan banyak para petani bisa membekali anaknya untuk kuliah. Mengenai masa depan pekerjaan tidak perlu ragu asal generasi kita nanti dididik dengan benar.
      Dalam wawancara dengan Agustri ini, Radar Pos juga bertanya tentang apa saja yang didiskusikan dengan Bapak Hashim Djojohadikusumo di Karangpandan waktu itu. Menurutnya, banyak hal penting di bidang sosial, politik dan ekonomi. 
Hashim Djojohadikusumo (kiri) bersama Agustri (kanan)
 ketika di Karangpandan
.
“Terkait pertanian dan pendidikan,” kata Agustri, kami bersepakat dengan Mbak Rahayu Saraswati dan Pak Hashim Djojohadikusumo yang dalam diskusi kemarin memberikan himbauan kepada masyarakat bahwa berkarya tidak harus menjadi PNS. Untuk itu kami mendorong para petani dan masyarakat di desa agar kelak tidak ragu dan berjuang membekali pendidikan tinggi kepada para anak cucu.”
        Mbak Rahayu Saraswati sempat mengatakan bahwa dirinya sangat prihatin melihat banyaknya adik-adik yang melepaskan impian mereka karena ketidak-mampuan keluarga untuk meneruskan pendidikan mereka, dan maka dari itu, “kami akan berjuang untuk memastikan berjalannya salah satu program Partai Gerindra untuk Pendidikan Gratis selama 12 tahun yang dibiayai oleh pemerintah.”

    Agustri menambahkan, “Mbak Rahayu juga mengingatkan saya bahwa pendidikan yang ingin dikembangkan oleh partai Gerindra bukan saja dalam format pendidikan formal, tetapi juga dalam bidang pertanian, peternakan, kelautan, dll. Karena selain itu kami berdiskusi pula bagaimana perlu adanya pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian dan peternakan di Karanganyar. Pendidikan dalam bidang inipun perlu untuk diperjuangkan kembali. Hal tersebut penting agar kesejahteraan hidup petani dan orang desa nantinya terwujud.”
Rahayu Saraswati bersama Agustri

No comments:

Post a Comment