Salah
Satu Perjuangan Agustri
Radar Pos, Edisi 144/Th.VIII/ 15-28 Februari 2014
R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM |
Karanganyar, Perjuangan
Agustri (R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM) di ranah politik benar bukan karena
pamrih jabatan. Dari sikapnya selama ini, dia memiliki ketulusan dan keseriusan
menjawab panggilan negara, bahkan dia pernah katakan ini parutusan dari Tuhan. Ketika
kami ingin tahu perjuangannya di bidang pendidikan, dia langsung menjawab “ini salah satu perjuangan berat kami”.
Dia katakan:“Sungguh
memprihatinkan bahwa dalam 20-30’an tahun terakhir ini sangat sedikit sekali di
wilayah 4J anak petani yang kuliah.Ini hasil penelusuran kami di pedusunan 4J
Raya. Bisa jadi mirip di daerah lain di Indonesia, tetapi maaf saya tidak punya
data persis secara nasional.”
Menurutnya, “Situasi
ini sangat jauh berbeda di era kami dulu, banyak teman saya dari desa, anak
petani yang pandai, bisa dan mau kuliah. Sekarang mereka sudah mampu berkarya
sesuai bidangnya masing-masing. Kondisi sekarang, ketika saya berdialog dengan
para petani di pedusunan mereka jawabnya sederhana ‘tidak mampu membiayai; kalau kami paksakan percuma karena nanti untuk
menjadi pegawai harus punya uang suap ratusan juta.’
Ini benang kusut tidak
semudah membalikkan tangan tetapi perlu proses, namun kami yakin bisa diatasi
bersama.Proses akan cepat terwujud, hal yang utama kami perlukan adalah
kekuatan politik dan dukungan langsung para petani di pedusunan.”
Kegigihan Agustri dlusupan
ke pedusunan bertujuan agar bisa bertemu masyarakat dan para tokohnya. Ia
mengatakan, “Mereka harus tahu bahwa kami dari Partai Gerindra memiliki kontrak politik anggaran 1 milyar per desa
per tahun. Ini sedikit berbeda dari UU Desa karena akan langsung disalurkan
kepada kas desa. Saat terealisasi, ini akan mampu meningkatkan secara tajam
perekonomian para petani. Hal yang tidak boleh diabaikan adalah dana tersebut
harus kami kawal dan dampingi agar tepat sasaran serta jangan ada yang dikorupsi.”
Dalam sikapnya, Agustri
tidak tedheng aling-aling, sudah kewajiban bagi siapapun yang menjadi
wakil rakyat di Karanganyar “berani memainkan
politik” agar jalannya pemerintahan daerah hingga desa bersih dari praktik
korupsi. Saya sudah doktrin semua tim relawan kami untuk tidak kaget jika sekarang
ini banyak tokoh lain di desa yang meremehkan saya – “karena bisa jadi mereka kelak akan kena getahnya...walluallam”. Kita
ingin amankan rupiah demi rupiah uang rakyat – darikita harus kembali untuk
kita.
Menurut Agustri, itu
bukan sekedar obral janji politik tetapi itu sudah merupakan keharusan bangsa
karena anak petani juga berhak kuliah.
Jika para petani mau berjuang bersama kami, maka kelak kita yakin akan banyak para
petani bisa membekali anaknya untuk kuliah. Mengenai masa depan pekerjaan tidak
perlu ragu asal generasi kita nanti dididik dengan benar.
Dalam wawancara dengan
Agustri ini, Radar Pos juga bertanya tentang apa saja yang didiskusikan dengan
Bapak Hashim Djojohadikusumo di Karangpandan waktu itu. Menurutnya, banyak hal
penting di bidang sosial, politik dan ekonomi.
Hashim Djojohadikusumo (kiri) bersama Agustri (kanan) ketika di Karangpandan. |
“Terkait pertanian dan
pendidikan,” kata Agustri, kami
bersepakat dengan Mbak Rahayu Saraswati dan Pak Hashim Djojohadikusumo yang
dalam diskusi kemarin memberikan himbauan kepada masyarakat bahwa berkarya
tidak harus menjadi PNS. Untuk itu kami mendorong para petani dan masyarakat di
desa agar kelak tidak ragu dan berjuang membekali pendidikan tinggi kepada para
anak cucu.”
Mbak Rahayu Saraswati
sempat mengatakan bahwa dirinya sangat prihatin melihat banyaknya adik-adik
yang melepaskan impian mereka karena ketidak-mampuan keluarga untuk meneruskan
pendidikan mereka, dan maka dari itu, “kami akan berjuang untuk memastikan
berjalannya salah satu program Partai Gerindra untuk Pendidikan Gratis selama
12 tahun yang dibiayai oleh pemerintah.”
Agustri menambahkan,
“Mbak Rahayu juga mengingatkan saya bahwa pendidikan yang ingin dikembangkan
oleh partai Gerindra bukan saja dalam format pendidikan formal, tetapi juga
dalam bidang pertanian, peternakan, kelautan, dll. Karena selain itu kami berdiskusi
pula bagaimana perlu adanya pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian
dan peternakan di Karanganyar. Pendidikan dalam bidang inipun perlu untuk
diperjuangkan kembali. Hal tersebut penting agar kesejahteraan hidup petani dan
orang desa nantinya terwujud.”
Rahayu Saraswati bersama Agustri |
No comments:
Post a Comment