Sunday, March 23, 2014

KOTAK SUARA MENENTUKAN NASIB HIDUP

Radar PosEdisi 144/Th.VIII/ 15-28 Februari 2014 

     
R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM
 
Karanganyar, Hajatan besar bangsa Indonesia dalam Pemilu tahun ini akan menjadi penentu nasib hidup bangsa Indonesia di masa mendatang. Seluruh warga negara di manapun berada diharapkan mau menggunakan hak suaranya dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun ini. Saat ini di kota dan pelosok-pelosok negeri para kader partai telah mensosialisasikan diri dan partainya untuk mendapat dukungan. Bahkan media dan gambar-gambar serta slogan para calon pemimpin dan wakil rakyat ini mulai bertaburan di mana-mana.
            Untuk berbicara Pilpres masih terlalu jauh, tetapi untuk Pileg sudah semakin dekat. Namanya hajatan tentu suasana di mana-mana mulai gayeng.
Para Caleg dari berbagai Partai Politik sudah selayaknya ingin menggalang dukungan sebanyak-banyaknya. Mereka memiliki gaya dan jurus masing-masing walau terkadang banyak dari mereka yang berani melanggar kode etik dan hukum politik di negara demokrasi ini.
Namun yang sungguh memprihatinkan, mereka para calon wakil rakyat ini berani terang-terangan negosiasi politik dengan cara transaksional. Apakah ini dibenarkan...? Tergantung siapa yang mau menilai karena aturan KPU secara persis tidak ada pasal yang melarang. Hal yang mengejutkan tidak sedikit pula yang siap akan melakukan serangan fajar dengan amplop berisi uang.
        Namanya serangan fajar tentu akan dilakukan secara rahasia karena mereka yang akan melakukan telah mengetahui akan melanggar hukum. Mungkin mereka juga memiliki keyakinan aman saja karena negara sebagai penyelenggara tidak akan mampu mengendusnya.  Mereka para calon wakil rakyat ini bahkan menganggap ini sebagai cara jitu memperoleh dukungan di kotak suara.
Ulasan ini tidak ada maksud dan tujuan lain karena memang inilah situasi politik di masyarakat dan bangsa ini. Namun, hal yang tidak boleh di abaikan adalah keputusan rakyat di bilik suara pada tanggal 9 April nanti. Mereka sebelum menentukan pilihan sebaiknya benar-benar melihat figur Calegnya dan Kendaraan Partainya.
       Figur seorang wakil rakyat haruslah memiliki jiwa pemimpin yang cerdas, bersih dan tegas serta memihak rakyatnya. Rakyat membutuhkan pemimpin yang akan mewakili rakyat bukan mendudukan pejabat pencari kedudukan. Menilai partai sederhana, lihat saja program dan kepimpinan partai tersebut. 
Bangsa ini sedang carut marut karena para pemimpin dan wakil rakyat yang ada selama ini telah memperkaya diri sendiri dengan kelakuan korup. Bagi yang tidak melakukan tindak korupsi terkadang pura-pura tidak tahu dan seakan melakukan pembiaran kelakukan koleganya. Bagi yang pintar malah menjadi pelupa karena mereka lupa akan amanat Pancasila dan UUD’45.
          Kampanye dari KPU harus direnungkan...memilih dengan Cerdas patut didengar dan dilihat dengan mata hati dan mata kepala. Kebodohan di bilik suara di masa lalu biarlah berlalu karena semua manis dan pahitnya sudah kita rasakan. Sebentar lagi kita diberikan kebebasan oleh negara untuk memilih kembali para wakil rakyat dan setelah itu memilih pemimpin nasional yaitu Presiden dan Wakil Presiden baru.
Masyarakat tentu kini juga telah melihat berbagai tayangan di berbagai media siapa yang akan maju menjadi calon Presiden. Rupanya merekapun sudah banyak yang memiliki idola calon Presiden. Bagi yang belum paham harus mulai belajar cerdas, kalau ingin Presiden yang diidam-idamkan nantinya memimpin negeri ini maka sudah selayaknya mendukung Caleg Partai pengusungnya. Ini penting untuk memastikan kelak semua program kerja Sang Presiden dalam mengemban amanat rakyat dapat berjalan dengan tepat dan efektif.

--------------------------BERSAMBUNG KE EDISI BERIKUTNYA ------------------------------------

No comments:

Post a Comment