Sunday, March 23, 2014

PENDIDIKAN IKUT MENENTUKAN MARTABAT BANGSA

Sosialisasi Rahayu Saraswati Dengan Guru Wiyata Bakti

Radar PosEdisi 144/Th.VIII/ 15-28 Februari 2014
       
Pidato Rahayu Saraswati Djojohadikusumo
di depan puluhan perwakilan guru Wiyata Bakti (WB)
Karanganyar, Pidato Rahayu Saraswati Djojohadikusumo di depan puluhan perwakilan guru Wiyata Bakti (WB) dari Karanganyar dan Wonogiri mempertegas misi perjuangannya. Pada acara silaturahmi ini hadir juga salah satu Pendiri Partai Gerindra yaitu Bapak Hashim Djojohadikusumo, ayahanda dari Rahayu Saraswati.
       Acara ini diagendakan oleh Rahayu Saraswati karena desakan keprihatinannya atas nasib para guru WB. Hal tersebut mengingatkan perjuangannya selama ini tentang anti-perdagangan manusia dan perbudakan. Ia merasakan nasib ribuan guru WB yang telah sekian tahun berkerja di bidang pendidikan namun mereka saat ini menerima honor amat jauh dari layak.
      Pada kesempatan itu, Rahayu Saraswati bukan ingin memberi janji-janji untuk mengangkat mereka menjadi PNS. Namun, ia mengingatkan kepada pemerintah untuk dapat bersikap agar nasib para guru WB tidak terkatung-katung dan martabatnya dihargai secara layak. Kepada para guru WB ia juga memberikan wawasan baru bahwa untuk berkarya tidak harus menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
       Harapan bagi mereka tentu masih terbuka, menurut Rahayu Saraswati, yang terpenting saat ini mutu pendidikan di Indonesia harus dibenahi dan ditingkatkan terlebih dahulu. Bangsa kita telah tertinggal jauh dengan bangsa-bangsa lain. Ia mencontohkan, Malaysia yang dulu berbondong-bondong mencari ilmu di Indonesia kini telah memiliki prestasi lebih baik dari Indonesia. Ketertinggalan di bidang pendidikan inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya perbudakan anak bangsa di negara sendiri dan di negara lain.
       Untuk itu kelak jika Partai Gerindra diberi kepercayaan rakyat untuk memimpin bangsa ini bersama Prabowo Subianto, maka akan segera dibangun sistem pendidikan yang mampu bersaing sejajar dengan negara maju. Semua harus sadar bahwa “pendidikan ikut menentukan martabat bangsa”. Misi perjuangan Rahayu Saraswati tersebut semakin dipertegas oleh sambutan Bapak Hashim Djojohadikusumo.
      Pada awal sambutannya, beliau menceritakan bahwa sejarah keluarga besar Djojohadikusumo juga merupakan tokoh-tokoh pendidikan (Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo “Begawan Ekonomi” adalah Guru Besar dan pendiri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia; Ibu Margono Djojohadikusumo adalah pendiri Sekolah-sekolah Yayasan Sumbangsih di Jakarta). Dari cerita sejarah keluarga ini nampak jelas bahwa bukan hal baru jika putrinya (Rahayu Saraswati) sangat perhatian terhadap masa depan pendidikan di Indonesia.
sambutan Bapak Hashim Djojohadikusumo
        Sebagai seorang pengusaha di berbagai negara di dunia ini, mengatakan bahwa kita ingin  kelak banyak orang Indonesia bisa menjadi orang hebat. Beliau juga mengingatkan agar bangsa Indonesia harus mampu mencetak generasi yang berpendidikan tinggi dan bermutu. Jika gagal maka nantinya bangsa ini akan menjadi ajang orang pandai dari negara lain dalam berbagai kepentingan, dan anak cucu kita menjadi budak di negara sendiri.
       Secara politik beliau memberi pesan kepada para guru WB, di Pemilu nanti jangan golput dan pilih calon pemimpin yang cerdas, tegas, bersih dan memihak rakyatnya. Kecerobohan dalam memilih pemimpin akan merugikan masa depan bangsa. 

No comments:

Post a Comment