Solo--Keputusan
dan kesiapan diri Rahayu Saraswati Djojohadikusumo maju menjadi Calon
Legislatif melalui Dapil IV Jateng (Sragen, Karanganyar, Wonogiri) bukanlah
tugas yang ringan. Telah dikatakan sebelumnya bahwa ia siap dan serius untuk
masuk ke dunia politik, seperti apa perjuangannya selama persiapan menjelang
Pemilu Legislatif pada 9 April 2014 nanti?
Awak media TA TV Tabloid kembali menjumpainya di sela-sela kesibukan
agenda politik wanita energik ini, yang sedang aktif turun ke pedesaan.
“Berbulan-bulan
saya keliling turun ke desa-desa di Sragen, Karanganyar dan Wonogiri yang saya
awali untuk melihat kondisi sosial dan ekonomi kehidupan masyarakat setempat,”
tutur Rahayu. Dia berkesimpulan bahwa
banyak desa di daerah ini dengan hampir 30% lebih warganya pergi meninggalkan
desa dan keluarganya untuk merantau ke kota besar. Berdasarkan berbagai hasil
riset dan pengalaman langsung di lapangan diketahui bahwa masyarakat di
pedesaan mayoritas hidupnya mengandalkan hasil pertanian namun saat ini para
petani sedang mengalami kesulitan yang akhirnya menjadi masalah serius bagi
bangsa Indonesia. “Saya maklum, karena
saya melihat bahwa banyak dari mereka tidak bisa bekerja di kampungnya untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan hidup keluarganya, namun juga kurangnya dukungan
pemerintah untuk cara hidup mereka sebagai petani atau peternak,” jelasnya.
Rahayu
Saraswati merasa penting untuk melengkapi segala persiapan perjuangan
politiknya dengan membentuk tim yang ditempatkan di Rumah Aspirasi yang
berkantor di kota Sragen, Karanganyar dan Wonogiri. Mereka bekerjasama dengan
para Calon Legislatif DPRD dan para tokoh masayarakat lainnya dan juga berkoordinasi menggalang para tokoh masyarakat
di pedesaan dan kota untuk berjuang bersama. “Sampai saat ini, tim pemenangan
Rahayu Saraswati berusaha keras untuk bisa menjalin hubungan dengan masyarakat
setempat di setiap 679 desa yang ada di 3 kabupaten ini,” jelasnya.
Menurut
berbagai polling dan survei politik, diketahui bahwa, bahwa masyarakat sekarang
banyak yang kecewa, apatis dan bahkan frustasi terhadap sikap dan perbuatan
para wakil rakyat saat ini yang mementingkan kepentingan pribadi dan
kelompoknya. Pemberitaan di media nasional pun dipenuhi oleh kasus korupsi
anggota dewan dan pejabat negara. “Saya marah, anda marah, kita semua marah
karena uang rakyat yang sebenarnya adalah uang kita dicuri dan dilenyapkan oleh
para koruptor,” ungkapnya getir.
Sejak tujuh
bulan terkahir, mulai dari dusun per dusun, desa per desa terbentuklah tim
sukses Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Sejak itu pula Rahayu Saraswati
kembali aktif turun ke desa-desa atau pinggiran kota kabupaten. Dalam satu
kegiatan pertemuan kader, Rahayu Saraswati memberikan pembekalan tentang misi
perjuangannya di Partai Gerindra bahwa politik adalah suatu cara melakukan
perubahan untuk rakyat agar dapat hidup
layak dan memiliki masa yang lebih baik.
“Jumlah
perolehan suara penting dalam sebuah perjuangan politik namun kita tidak boleh
mengabaikan bagaimana proses perjuangan politik harus tetap benar demi tegaknya
kebenaran demokrasi,” jelasnya. Rahayu Saraswati menjelaskan kepada timnya
bahwa budaya politik ‘Wani Piro’ atau politik uang adalah kekeliruan kita
bersama yang harus diperbaiki secara bersama-sama pula. Dia menuturkan bahwa
bila budaya politik uang tersebut dibiarkan, maka calon wakil rakyat akan
berusaha mengembalikan uang yang mereka habiskan selama kampanye dengan mencuri
uang rakyat ketika menjabat. Menurutnya rakyat Indonesia dapat terbebas dari para
wakil rakyat yang berpotensi korupsi bila masyarakat mulai memilih calon wakil
rakyat yang bersih dan jujur selama kampanyenya.
Rahayu
Saraswati bertekad mengawali suatu proses politik yang benar demi keyakinannya
akan sebuah nilai kebenaran. Dia yakin akan perjuangannya walaupun tantangan
yang dihadapi dari petualang politik lain serta masyarakat sendiri cukup berat.
“Saya ingin agar secara bersama-sama kita semua menjadi lebih dewasa dan jujur
dalam berpolitik demi masa depan Indonesia yang lebih baik,” tegasnya.
Manipulasi
anggaran, korupsi dan penggelapan uang negara adalah konsekuensi dari proses
politik yang transaksional. Rahayu Saraswati konsisten dalam memberikan
pendidikan politik dan penyadaran kepada masyarakat agar lebih mengerti
terhadap pilihan mereka di bidang politik. “Saya dan kita semua sebagai
generasi penerus, diberikan kesempatan
meneruskan perjuangan para pejuang kemerdekaan bangsa ini dengan membawa
kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia,” paparnya.
Kemajuan dan kebangkitan bangsa Indonesia tidak mungkin tercapai dengan korupsi
yang menggerus ekonomi bangsa.
Pada acara
Hari Pahlawan 10 November 2013 di Dusun Wates, Desa Jumantoro-Jumapolo, Rahayu
Saraswati menggelar kegiatan budaya lokal bertema nasionalisme seperti seni
tari dan kesenian reog. Acara tersebut digelar bersama R. Agus Trihatmoko, SE.
MBA. MM. (Calon Legislatif DPRD Kabupaten Karanganyar).
”Acara ini
bukan sebatas hiburan, tapi lebih menonjolkan nilai-nilai pesan moral
kebudayaan, politik, perjuangan dan nasionalisme,” terang Rahayu. Menurutnya
kebudayaan bangsa seperti ini harus dipelihara bukan saja karena keindahannya
tetapi karena kearifan lokal yang patut diteladani. Dia juga berpendapat bahwa
nilai-nilai budaya tersebut harus diwariskan kepada anak dan cucu kita.
Bercermin
kepada masa lalu, Rahayu teringat akan perjuangan Jendral Sudirman ketika
diangkat sebagai jenderal besar tentara Indonesia baru berusia 29 tahun.
“Perjuangan kita tidak kalah penting dibandingkan dulu ketika para pahlawan
berjuang dengan senjata pedang, keris, tombak, senapan dan bambu runcing
melawan penjajah. Sekarang, kita berjuang untuk kebenaran membersihkan negara
Indonesia demi cita-cita luhur pejuang kemerdekaan dan pendiri Republik ini.”
Berdasarkan
penelitian dari berbagai lembaga internasional, masa depan suatu bangsa
dipengaruhi oleh tingkat kejujuran dan korupsi dari pemerintah dan wakil
rakyatnya. Pemerintahan dan parlemen menurut bapak manajemen, Peter Drucker
adalah pengelolaan anggaran, alam, infrastruktur dan manusia. “Saya yakin
perubahan demi masa depan Indonesia yang lebih baik bisa terjadi dan itu
menjadi tanggung jawab kita semua,” tegas Rahayu Saraswati.
Dia percaya
bahwa kita semua harus berperan aktif dalam meperjuangkan masa depan yang lebih
baik. Seringkali Rahayu mengucapkan motto, ‘Be the change that you want to see
in this world atau jadilah perubahan yang ingin engkau lihat di dunia ini’.
“Saya hanya bisa berdoa bahwa apa yang saya katakan ini adalah tulus dari lubuk
hati yang dalam dan bisa diterima dengan baik,” ungkapnya
Pada
kesempatan tersebut, Rahayu Saraswati menekankan bahwa sudah saatnya desa
menjadi menjadi tombak perekonomian bangsa dan memberikan kesempatan hidup
layak bagi penduduknya. Tidak lupa, Rahayu Saraswati berpesan kepada hadirin
dan para petani di desa-desa bahwa dia dan Partai Gerindra mendengar jeritan
dan keluhan mereka. Dia juga menegaskan bahwa dia juga mendambakan negara
Indonesia kembali menjadi Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharja.
Rahayu
bertekad bahwa Partai Gerindra akan berusaha sekuat tenaga memeratakan
pembangunan membangun bangsa melalui desa dan membangkitkan kejayaan Indonesia
Raya. “Jadi saya hanya bisa berjanji satu hal, kalau memang Tuhan memberikan
kesempatan bagi saya untuk mengabdi bagi Indonesia sebagai Anggota DPR-RI, maka
saya akan berjuang sekuat tenaga untuk bekerja demi kesejahteraan rakyat dan kebenaran,” tegasnya. Di akhir acara,
Rahayu Saraswati menutup pertemuan dengan keyakinan Partai Gerindra ’Kalau
bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?’
****
No comments:
Post a Comment