Sunday, April 27, 2014

PERJUANGAN KITA IKUT MENGENTASKAN BALITA KURANG GIZI DAN KELAPARAN

RAHAYU SARASWATI,
TA-Tabloid  EDISI 6/III | 2014

“Kerja keras dan perjuangan para petani, peternak & nelayan selayaknya kita hormati dan hargai. Bangsa kita sangat membutuhkan peranan mereka di dalam meningkatkan produksi pangan nasional. Saat ini hampir semua kebutuhan konsumsi pangan nasional kita belum mampu tercukupi dari produksi dalam negeri. Jika kita mau melihat lebih dalam, dampaknya sangat mengerikan khususnya bagi anak-anak usia di bawah lima tahun atau balita. Diperkirakan 36% balita Indonesia, ribuan anak, mengalami kekurangan gizi dan kelaparan, dan tentunya banyak keluarga mereka sedang terbelenggu kemiskinan. Berulang kali saya katakan bahwa akar dari banyak permasalahan yang menjadi isu penting di Indonesia pasti berhubungan dengan pendidikan dan ekonomi kerakyatan. Tanpa ada pemikiran tentang pencegahan gizi buruk di Indonesia yang mengena ke akarnya, kita akan terus menjumpai masalah tersebut ke depannya. Untuk mengatasi masalah ini salah satu hal yang harus kita lakukan adalah meningkatkan produksi protein seperti susu, telur, daging dan ikan. Kembali, jawaban masalah ini ada di bidang pertanian dan kelautan sehingga akan menjadi fokus perjuangan kita bersama.” Ungkap Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dalam memulai perbincangan ini.

                Setelah itu Rahayu Saraswati menjelaskan salah satu sub program Partai Gerindra tentang mendorong peningkatan produksi dan konsumsi protein yang berasal dari susu, telur, ikan dan daging yang tertera di bawah pasal 3 Program Aksi Transformasi Bangsa. “Pada bulan Februari kami mengumpulkan para tokoh petani dari Sragen dan Karanganyar di Karanganpadan, Kabupaten Karanganyar. Kami mengajak para petani untuk ikut memecahkan masalah bangsa ini dengan basis pembangunan ekonomi pertanian.

Sistem Tumpang Sari dan Perkebunan Aren

Wawasan Rahayu Saraswati:

TA-Tabloid  EDISI 6/III | 2014
Para petani kita secara turun temurun sedari dulu telah mengenal dan menjalankan pertanian sistem tumpang sari. Namun pada kesempatan ini, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo memberikan wawasan mana kala sistem tumpang sari diterapkan di ladang dan kebun pohon aren. Tentang aren menurutnya sangat penting dipahami oleh masyarakat karena air nira pohon aren merupakan bahan baku bioetanol atau nabati sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Secara umum Rahayu Saraswati menjelaskan tentang sistem tumpang sari, “budidaya atau perkebunan pohon aren berbeda dengan perkebunan sawit. Kelapa sawit adalah jenis tumbuhan yang monokultural, artinya tidak bisa berkembang dengan adanya tumbuhan lain di sekitarnya, maka biasanya dikembangkan oleh para pengusaha besar pada lahan puluhan hingga ratusan ribu hektar.  Tetapi berbeda dengan pohon aren, di mana aren adalah tumbuhan multikultural, justru tanpa adanya tanaman lain di sekitarnya, dia tidak bisa bertumbuh dengan baik. Ini merupakan salah satu hal yang bagi saya pribadi sangat mengesankan, karena artinya kita bisa menerapkan sistem tumpang sari jika bergerak dengan pohon aren. Budidaya aren tidak harus memiliki lahan hektaran luasnya tetapi para petani pedesaan yang memiliki lahan kurang dari 1 hektar juga bisa menanamnya.

Pertanian Adalah Penyelamat Bangsa

RAHAYU SARASWATI DJOJOHADIKUSUMO,

TA-Tabloid  EDISI 6/III | 2014
Sinar sorotnya luas, sudut padangnya tajam dan olah pikirannya cerdas telah ditunjukan oleh seorang pejuang politik bernama Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Cucu Begawan Ekonomi Indonesia ini mengawali perbincangan dengan menyatakan sikapnya bahwa “kita tidak akan meninggalkan petani karena mereka merupakan jawaban dari masalah bangsa ini.”
            Memang kalau dilihat dari jumlah anggaran yang dialokasikan ke sektor pertanian sangatlah kecil dibanding total APBN – dari Rp 1800an triliun hanya Rp 15 triliun yang dianggarkan untuk pertanian. “Menurut kami di Partai Gerindra,” Rahayu sampaikan, “hal ini sangat tidak masuk akal karena pertanian adalah sumber pangan bangsa. Yang seharusnya menjadi sumber nutrisi dan kesehatan kita semua hanya diberikan kurang dari 1% anggaran negara. Akibatnya, kita melihat banyaknya import pangan, harga yang tidak stabil, dan bahkan anak-anak kita pun mendapatkan dampaknya karena kini diperkirakan bahwa jumlah balita dengan gizi buruk sebanyak 36% di Indonesia.”
            Pemain film Merah Putih trilogi ini menekankan bahwa Partai Gerindra bukan baru-baru ini saja memperjuangkan nasib para petani. Let. Jend. Purn. H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo memang dikenal sebagai Ketua HKTI selama bertahun-tahun, bahkan sebelum dibentuknya Partai berlambang kepala garuda itu.

Monday, April 7, 2014

PILIHAN KITA MENENTUKAN MASA DEPAN BANGSA

Rahayu Saraswati,

Karanganyar,  Radar PosEdisi 146/Th.VIII/ 15-31 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/

Pada suatu kesempatan yang berbeda Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengajak kita untuk memahami makna pilihan kita dalam pemilu 9 April 2014 nanti. Pandangan pemikiran dia kali ini mengarah lebih jauh kepada masa depan bangsa Indonesia. Penjelasannya terucap dari hati dan pemikirannya berdasarkan fakta yang ada dan mengacu kepada harapan yang baru. Harapan yang baru ditunjukannya dari 6 Program Aksi Transformasi Bangsa Partai Gerindra.
           
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo
“Harapan kita sebenarnya sederhana saja,” Rahayu mengutarakan. “Kita ingin rakyat tercukupi kebutuhan utama hidupnya yaitu pangan, sandang dan papan. Artinya, jika kebutuhan utama kita ini terpenuhi maka rakyat Indonesia memiliki peluang yang lebih baik untuk keluar dari kemiskinan dan hidup sejahtera. Ketersediaan pangan merupakan hal terpenting karena saat ini di dunia sedang terjadi krisis pangan. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar nomer 4 di dunia yang sumber kekayaan alamnya berlimpah ruah. Pemikiran Partai Gerindra dalam program aksinya adalah merupakan pemikiran bangsa ke depan.”

PEMUDA SEBAGAI PELOPOR REVOLUSIONER BANGSA

RAHAYU SARASWATI DJOJOHADIKUSUMO

Solo,  Radar PosEdisi 146/Th.VIII/ 15-31 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/

Sejarah pergerakan Pemuda Indonesia telah berulang kali terbukti mampu membawa perubahan bagi bangsa. Tonggak pergerakan pemuda yang sangat kita kenal adalah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Namun sebenarnya sejarah telah mencatat banyak peristiwa di mana para kaum pemuda telah menjadi pelopor gerakan demi terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia. Jelas dalam perbincangan Radar Pos dengan Caleg DPR-RI Partai Gerindra nomor urut 2 ini bahwa bagi seorang Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, sudah merupakan tanggung jawab generasi penerus pejuang tanah air untuk menegakkan kebenaran dan memperjuangkan masa depan bangsa.
            Dara cantik berusia 28 tahun ini menceritakan berbagai peristiwa gerakan yang dipelopori pemuda Indonesia, “Budi Utomo pada tahun 1908 mengawali gerakan pedidikan di mana gerakan ini bertujuan agar kaum pemuda mulai bersekolah agar tidak terus-menerus diperbodoh oleh penjajah Belanda. Tahun 1928, para pemuda berkumpul mendeklarasikan gagasan kebangsaan Indonesia yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Para tokoh muda ini rata-rata berusia 19-23 tahun menyatukan visi persatuan dan kebangsaan untuk mewujudkan Republik Indonesia. Setelah itu gerakan fisik perang kemerdekaan banyak dipelopori oleh kaum pemuda. Hingga pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 juga dipelopori oleh kaum pemuda.”
RAHAYU  SARASWATI  DJOJOHADIKUSUMO
            “Kita ingat pada gerakan perang kemerdekaan di tahun 1947-1949 yang dikenal sebagai Agresi Militer I dan II, perang gerilya juga dipimpin oleh tokoh pemuda, yaitu Jendral Soedirman. Banyak yang lupa, bahkan tidak mengetahui kalau beliau waktu diangkat sebagai Panglima Besar baru berusia 29 tahun. Gerakan koreksi pada tahun 1966 juga dipelopori oleh kaum pemuda di mana mereka dikenal dengan Ekponen 66. Begitu selanjutnya gerakan reformasi tahun 1998 juga dipelopori oleh kaum pemuda,” tambahnya.

KITA SUDAH GENGAM KUNCI

Karanganyar,  Radar PosEdisi 146/Th.VIII/ 15-31 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/

R. Agus Trihatmoko menyambut kehadiran Prabowo Subianto Djojohadikusumo
& Rahayu Saraswati Djojohadikusumo  di Lapangan Masaran-Sragen.

Perjuangan politik R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM (Agustri) di Partai Gerindra tidak lepas dari misi perjuangan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, “kita sudah siap menang karena kita sudah genggam kunci”, tegasnya optimis.
“Siap menang adalah kunci keberhasilan karena jika kita dipercaya rakyat jangan sekali-kali berbohong. Keberhasilan dalam politik bukan semata mencari kedudukkan tetapi kita diberi amanat rakyat sehingga kita harus mampu menjalankan misi perjuangan dengan benar untuk membela rakyat. Kunci itu sudah kita genggam, pada hari Rabu, 9 April  nanti adalah saatnya kunci itu kita gunakan,” terangnya.

MEMBANGUN PEMERINTAHAN YANG BEBAS KORUPSI, KUAT, TEGAS DAN EFEKTIF

Agustri,

Karanganyar,  Radar PosEdisi 146/Th.VIII/ 15-31 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/
R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM

         Para dewan pakar dari Partai Gerindra telah menganalisa bahwa kebocoran anggaran negara dan hilangnya kekayaan negara per tahun dihitung hingga mencapai 1.142 trilyun per tahun. Ini bukan merupakan provokasi politik, tetapi hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia tingkat korupsinya dari 170 negara di dunia menempati ranking 110, artinya tingkat korupsi di Indonesia sangat tinggi. Inilah yang menjadi akar masalah bangsa kita sehingga pembangunan perekonomian kita jauh tertinggal di banding negara lain. Hal tersebut disampaikan Agustri (R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM) di awal perbincangan ini.
Untuk itu Partai Gerindra memiliki salah satu program pasal 6 dari 6 Program Aksi Partai Gerindra yaitu membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas dan efektif. Program ini merupakan keharusan untuk diperjuangkan agar berhasil sehingga uang rakyat tidak hilang sia-sia. Di dalamnya bisa kita lihat bahwa di sana berbagai upaya perlu kita lakukan secara adil, tegas dan manusiawi.

CERITA “GORO-GORO” PILIHAN KITA

Radar PosEdisi 146/Th.VIII/ 15-31 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/


OLEH: R. AGUS TRIHATMOKO, SE. MBA. MM.
Memilih calon pemimpin dalam sebuah negara sepenuhnya berada ditangan rakyatnya. Tidak hanya memilih pemimpin negara, bahkan pimpinan kelompok yang baik atau kelompok yang jahatpun sering ditentukan oleh anggotanya. Apapun bentuk kelompok dan bangsa itu berdiri pemimpinnya selalu “diamini” oleh para pengikut atau warganya karena pemimpin memiliki kewenangan mengaturnya. Masalah yang selalu timbul adalah bagaimana para pengikut dan wargannya tidak keliru memilih pemimpin tersebut. 

Tanggal 9 April 2014 ini, kita akan dihadapkan pada sebuah pilihan untuk menentukan pemimpin kita. Ilustrasi cerita “goro-goro” dalam kisah pewayangan dapat memberi inspirasi kita bagaimana kita memilih para pemimpin bangsa. Perdebatan para panakawan dalam mensikapi para pemimpin patut kita cermati sebagai pelajaran atau dalam falsafaah jawa sering disebut “kaca brenggala”.

Sunday, March 23, 2014

KEPEDULIAN RAHAYU SARASWATI BAGI MASYARAKAT

TA-Tabloid  EDISI 5/III | 2014 

Solo--Sejak pertengahan tahun lalu Rahayu Saraswati Djojohadikusumo telah berkunjung  ke desa-desa untuk menemui tim para pejuangnya dan berjumpa dengan berbagai lapisan masyarakat, termasuk tokoh-tokoh masyarakatDi dalam perjalanannya, ia juga melakukan berbagai kegiatan sosial sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat. Kepedulian saya ini sebagai rasa syukur saya terhadap berkat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa selama ini dan saya berharap persembahan saya kepada masyarakat dapat bermanfaat banyak,” tutur Rahayu.

PERJUANGAN RAHAYU SARASWATI MENEGAKKAN KEBENARAN

TA-Tabloid  EDISI 5/III | 2014  


       Solo--Keputusan dan kesiapan diri Rahayu Saraswati Djojohadikusumo maju menjadi Calon Legislatif melalui Dapil IV Jateng (Sragen, Karanganyar, Wonogiri) bukanlah tugas yang ringan. Telah dikatakan sebelumnya bahwa ia siap dan serius untuk masuk ke dunia politik, seperti apa perjuangannya selama persiapan menjelang Pemilu Legislatif pada 9 April 2014 nanti?  Awak media TA TV Tabloid kembali menjumpainya di sela-sela kesibukan agenda politik wanita energik ini, yang sedang aktif turun ke pedesaan.

       “Berbulan-bulan saya keliling turun ke desa-desa di Sragen, Karanganyar dan Wonogiri yang saya awali untuk melihat kondisi sosial dan ekonomi kehidupan masyarakat setempat,” tutur Rahayu.  Dia berkesimpulan bahwa banyak desa di daerah ini dengan hampir 30% lebih warganya pergi meninggalkan desa dan keluarganya untuk merantau ke kota besar. Berdasarkan berbagai hasil riset dan pengalaman langsung di lapangan diketahui bahwa masyarakat di pedesaan mayoritas hidupnya mengandalkan hasil pertanian namun saat ini para petani sedang mengalami kesulitan yang akhirnya menjadi masalah serius bagi bangsa Indonesia.  “Saya maklum, karena saya melihat bahwa banyak dari mereka tidak bisa bekerja di kampungnya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup keluarganya, namun juga kurangnya dukungan pemerintah untuk cara hidup mereka sebagai petani atau peternak,” jelasnya.

MASUK KE RANAH POLITIK BUKAN IKUT-IKUTAN

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo

TA-Tabloid  EDISI 5/III | 2014     
          Awal  panggilan  hidup Rahayu Saraswati Djojohadikusumo adalah di bidang seni peran sejak belasan tahun lalu dan belum di politik. Ketekunannya dalam menggeluti seni peran tersebut berhasil mengantarkan karirnya dikenal sebagai sosok aktris di Trilogi Film Perjuangan Merah Putih’.
     Selain aktif di bidang seni peran, sejak tahun 2009, Cucu Begawan Ekonomi Indonesia (Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusmo) ini telah mengabdikan diri sebagai aktivis sosial di bidang anti-perdagangan manusia dan perbudakan modern. Rahayu Saraswati juga sangat aktif pada isu-isu pemberdayaan perempuan dan isu perubahan iklim serta pelestarian lingkungan.
       Rahayu Saraswati mengaku pada Januari 2013 dipanggil keluarga untuk berbicara mengenai perannya di dunia politik. ”Saya diminta ikut terlibat di politik secara langsung, bukan sekedar perjuangan Pakde (Prabowo Subianto Djojohadikusumo),” kata putri kedua Hashim Djojohadikusumo di kantor TA TV, Mojosongo Surakarta beberapa waktu yang lalu.
 Rahayu Saraswati Djojohadikusumo
      Menurut keluarganya dan jajaran Partai Gerindra, Rahayu Saraswati dinilai memiliki potensi, kemampuan kesungguhan dan kejujuran untuk menjadi seorang wakil rakyat dalam memperjuangkan aspirasi mereka. Dari diskusi keluarga besarnya itu, Rahayu Saraswati menyimak dan merenung selama beberapa minggu. ”Di bulan Februari menjelang batas akhir pendaftaran Calon Legislatif, dengan mantab saya sampaikan kepada keluarga saya bahwa saya siap dan serius menekuni politik,” katanya.
     “Jujur, sebelumnya saya sering menyampaikan bahwa saya ragu terjun di politik karena kecenderungan permainan politik yang sudah terbangun selama ini, namun saya bertekad ingin membantu mengubahnya,” tegas Rahayu Saraswati.

BIBIT, BOBOT DAN BEBET

“Rahayu Saraswati Djojohadikusumo”

Radar PosEdisi 145/Th.VIII/ 01-15 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/

         Solo,  Saat ini Rahayu Saraswati Djojohadikusumo maju berjuang sebagai Calon Legislatif DPR RI Dapil IV Jateng (Sragen, Karanganyar, Wonogiri) dari Partai Gerindra. Dalam mengulas latar belakang putri dari Trah Keluarga Djojohadikusumo ini akan semakin tajam jika menyoroti tentang bibit, bobot dan bebet seorang Rahayu Saraswati.
Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo (nama lengkap) adalah putra ke-dua Hashim Djojohadikusumo (Nama Lengkap: Hashim Suyono Djojohadikusumo), cucu dari Begawan Ekonomi Indonesia yaitu Alm. Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo. Hashim Djojohadikusumo adalah adik dari Let. Jend. (Purn.) Prabowo Subianto Djojohadikusumo yang saat ini semakin dekat dan dikenal oleh masyarakat sebagai sosok harapan banyak orang untuk menjadi Presiden Republik Indonesia.
Untuk menelusuri silsilah atau dalam falsafah Jawa disebut “Bibit” Rahayu Saraswati,  kurang lengkap jika hanya sampai kepada sang eyang Profesor Soemitro maupun ayahnya Margono Djojohadikusumo yang mendirikan Bank BNI dan menjadi anggota DPAS setelah kemerdekaan. Dari kesaksian keluarga dan penelusuran sejarawan dari Universitas Oxford, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo memiliki garis keturunan dari Raja “Sultan Agung Mataram”, pada garis keturunan yang ke sembilan. Dalam garis keturunan tersebutlah, Rahayu Saraswati juga memiliki garis keturunan dari Trah Ksatria Jawa “Raden Tumenggung Kertanegara III (Banyak Wide)” yang tidak lain adalah panglima dari Pangeran Diponegoro, pada garis keturunan yang ke-6.

RAHAYU SARASWATI DJOJOHADIKUSUMO

Ekonomi Kerakyatan Perjuangkan Rakyat Kecil

Radar PosEdisi 145/Th.VIII/ 01-15 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/
      Karanganyar,,   Sebagai Calon Anggota Legislatif DPR-RI Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menyadari akan pentingnya ekonomi kerakyatan untuk diperjuangkan. Di Rumah Aspirasi Karanganyar kami menjumpai Rahayu Saraswati, yang menjelaskan secara gamblang tentang ekonomi kerakyatan.  
Rakyat kecil saat ini adalah orang-orang yang terpinggirkan di negeri mereka sendiri, terlunta-lunta berjuang untuk menyelamatkan kehidupan keluarganya. Bantuan pemerintah dalam berbagai bentuk yang ada bukan merupakan solusi karena semua sifatnya sesaat. Berdasarkan konsep pembangunan, hal tersebut justru membuang-buang anggaran secara tidak tepat sasaran dan menjadi salah satu sumber terjadinya korupsi. Hal ini terbukti dengan kehidupan masyarakat kecil yang hingga kini nasibnya masih memprihatinkan dan jurang pemisah si kaya dan miskin semakin lebar.

KOTAK SUARA MENENTUKAN NASIB HIDUP

(Lanjutan Edisi Sebelumnya)
Radar PosEdisi 145/Th.VIII/ 01-15 Maret 2014
http://zonaradarpos.blogspot.com/
R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM
Catatan kunci edisi ulasan sebelumnya,
http://agustricentre.blogspot.com/2014/03/kotak-suara-menentukan-nasib-hidup.html  

“Namun yang sungguh memprihatinkan mereka para calon wakil rakyat ini berani terang-terangan negosiasi politik dengan cara transaksional. Apakah ini di benarkan...?”
“Namanya serangan fajar tentu akan dilakukan secara rahasia karena mereka yang akan melakukan telah mengetahui akan melanggar hukum. Mungkin mereka juga memiliki keyakinan aman saja karena negara sebagai penyelenggara tidak akan mampu mengendusnya.” 
“Bagi yang belum paham harus mulai belajar cerdas, kalau ingin Presiden yang diidam-idamkan nantinya memimpin negeri ini maka sudah selayaknya mendukung Caleg Partai pengusungnya.”
Mulai sekarang rakyat harus cerdas, jangan tersesat dalam memilih para wakil rakyat dalam Pileg 9 April nanti. Namanya pesta demokrasi memang sah saja masyarakat juga menikmati apa saja yang diberikan oleh para Partai dan para Calegnya, walau sumber uang dan barang itu entah dari mana asal muasalnya, biar Tuhan Yang Maha Esa yang mencatat.

PENDIDIKAN IKUT MENENTUKAN MARTABAT BANGSA

Sosialisasi Rahayu Saraswati Dengan Guru Wiyata Bakti

Radar PosEdisi 144/Th.VIII/ 15-28 Februari 2014
       
Pidato Rahayu Saraswati Djojohadikusumo
di depan puluhan perwakilan guru Wiyata Bakti (WB)
Karanganyar, Pidato Rahayu Saraswati Djojohadikusumo di depan puluhan perwakilan guru Wiyata Bakti (WB) dari Karanganyar dan Wonogiri mempertegas misi perjuangannya. Pada acara silaturahmi ini hadir juga salah satu Pendiri Partai Gerindra yaitu Bapak Hashim Djojohadikusumo, ayahanda dari Rahayu Saraswati.
       Acara ini diagendakan oleh Rahayu Saraswati karena desakan keprihatinannya atas nasib para guru WB. Hal tersebut mengingatkan perjuangannya selama ini tentang anti-perdagangan manusia dan perbudakan. Ia merasakan nasib ribuan guru WB yang telah sekian tahun berkerja di bidang pendidikan namun mereka saat ini menerima honor amat jauh dari layak.

KOTAK SUARA MENENTUKAN NASIB HIDUP

Radar PosEdisi 144/Th.VIII/ 15-28 Februari 2014 

     
R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM
 
Karanganyar, Hajatan besar bangsa Indonesia dalam Pemilu tahun ini akan menjadi penentu nasib hidup bangsa Indonesia di masa mendatang. Seluruh warga negara di manapun berada diharapkan mau menggunakan hak suaranya dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun ini. Saat ini di kota dan pelosok-pelosok negeri para kader partai telah mensosialisasikan diri dan partainya untuk mendapat dukungan. Bahkan media dan gambar-gambar serta slogan para calon pemimpin dan wakil rakyat ini mulai bertaburan di mana-mana.
            Untuk berbicara Pilpres masih terlalu jauh, tetapi untuk Pileg sudah semakin dekat. Namanya hajatan tentu suasana di mana-mana mulai gayeng.

ANAK PETANI JUGA BERHAK KULIAH

Salah Satu Perjuangan Agustri

Radar PosEdisi 144/Th.VIII/ 15-28 Februari 2014

R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM

Karanganyar, Perjuangan Agustri (R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM) di ranah politik benar bukan karena pamrih jabatan. Dari sikapnya selama ini, dia memiliki ketulusan dan keseriusan menjawab panggilan negara, bahkan dia pernah katakan ini parutusan dari Tuhan. Ketika kami ingin tahu perjuangannya di bidang pendidikan, dia langsung menjawab “ini salah satu perjuangan berat kami”.

Dia katakan:“Sungguh memprihatinkan bahwa dalam 20-30’an tahun terakhir ini sangat sedikit sekali di wilayah 4J anak petani yang kuliah.Ini hasil penelusuran kami di pedusunan 4J Raya. Bisa jadi mirip di daerah lain di Indonesia, tetapi maaf saya tidak punya data persis secara nasional.”

Sunday, February 23, 2014

ORANG DESA YANG TERKETUK HATI

Memahami Makna Pidato Agustri di Jumapolo

Radar PosEdisi 143/Th.VIII/ 01-15 Februari 2014
R. Agus Trihatmoko
     Karanganyar, Seperti yang telah di beritakan Radar Pos edisi 141 tentang “Renungkan Tahun Demi Tahun Yang Berlalu” telah diangkat dalam pidato malam tahun baru di Terminal Jumapolo. Di hadapan publik Agustri (R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM) mengenalkan sosok Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan dirinya terkait dengan kehadirannya di ranah politik. Bobot renungan yang di sampaikan Agustri membuat orang simpatik dan kagum karena pernyataannya yang keras namun secara politik tetap cerdas dan santun.
     Menurutnya santai saja ketika harus memberikan nilai-nilai renungan sosial politik walau waktu itu di hadapannya banyak tokoh masyarakat dan bahkan tokoh dari berbagai partai politik.  Justru dari sana mereka semua diharapkan memahami makna malam tahun baru termasuk tahun politik 2014.

NEGERIKU NGERIKU Apakah Sebuah Bualan Politik ?

Radar PosEdisi 143/Th.VIII/ 01-15 Februari 2014

             
R. Agus Trihatmoko
Terlepas dari kepentingan politik yang diperjuangkan Agustri (R. Agus Trihatmoko), kesadaran dirinya nampak tak bisa ditutup-tutupi bagi kebaikan bangsa ini. Kali ini Agustri mengangkat dari berbagai sumber sebagai pijakan kesadaran bagi siapa saja terlebih bagi mereka yang terjun ke ranah politik. Memang keras tetapi menurutnya patut menjadi pemahaman bagi publik terlebih di tahun politik 2014 ini, berikut ulasannya:
       Membangun kesadaran politik berlaku bagi siapa saja baik bagi masyarakat pemilih pemimpin rakyat maupun bagi calon pemimpin yang akan dipilih rakyat. Sebagai warga negara semua memiliki kebebasan di negara yang demokratis. Kebebasan akan menjadi suatu tanggung jawab bersama untuk membangun kehidupan berbangsa.  Kebebasan ini nampak masih cenderung diabaikan oleh mereka yang memiliki ambisi untuk sebuah kedudukan yang mengabaikan nilai-nilai politik yang berbudaya. Siapapun para tokoh daerah dan negeri ini boleh menyorot balik tulisan ini, namun  yang tidak boleh lupa bahwa negeri ini sedang dilanda krisis moralitas politik.

IMPOR DAGING CEDERAI HIDUP PETANI

GAGASAN:

SOLOPOS,                                                                             5 Februari 2013
R. AGUS TRIHATMOKO, SE. MBA. MM
            Sejak pertengahan tahun lalu ternak sapi mulai diminati petani karena mereka melihat adanya peluang keuntungan. Terlebih pada tiga bulan terakhir ini harga jual ternak sapi relatif mahal yang dipicu oleh krisis daging sapi. Harga daging sapi telah menembus Rp 95.000 per kg atau naik 25% dari rata-rata harga pasar sebelumnya.

Tingginya harga daging sapi mulai dirasakan konsumen setelah Idul Adha  Oktober 2012  dan setelah Natal 2012 serta Tahun Baru 2013 hingga saat ini. Akhibat situasi ini pihak petani peternak sapi diuntungkan, sedangkan pihak konsumen daging sapi merasa terbebani. Namun, sebagai konsumen jangan ada iri hati dan menunduh bahwa petani untung besar karena mereka telah membeli bakalan sapi dengan harga relatif mahal.

MENTAL TEMPE TATA KELOLA KEDELAI


Gagasan:
SOLOPOS>kolom                                                                                                   Selasa, 31 Juli 2012 08:31 WIB 
http://www.solopos.com/2012/07/31/mental-tempe-tata-kelola-kedelai-205915

Oleh:
R. Agus Trihatmoko  (AGUSTRI)*

            Orang yang minder sering dijuluki memiliki mental tempe, pemain olah raga yang takut menghadapi lawan dianggap bermental tempe, pemimpin organisasi yang tidak mampu mengelola organisasi sering disebut berotak tempe. Tempe dijadikan julukan untuk menilai mental dan otak seseorang karena tempe terlanjur diindentikan sebagai makanan masyarakat kelas bawah. Perumpamaan tersebut memang salah kaprah, di mana menganggap orang yang sering makan tempe intelejensinya tidak cerdas, padahal tempe memiliki kandungan protein yang tinggi. Kelangkaan kedelai mengingatkan orang tentang mental tempe, karena kedelai merupakan bahan baku tempe. Sungguh ironis bangsa agraris kekurangan kedelai untuk membuat tempe.

Wednesday, January 29, 2014

AGUSTRI MEMBERI PUJIAN “MEREKA PROFESORKU DI KAMPUNG”

Radar PosEdisi 142/Th.VIII/ 15-31 Januari 2014: Lintas Daerah


Agustri bersama TOKOH DUSUN WONOREJO
Karanganyar, Radar Pos  Mengawali tahun Baru 2014 ini aktivitas Agustri (R. AGUS TRIHATMOKO, SE. MBA. MM) semakin padat, waktu kesehariannya dihabiskan dlusupan ke pedusunan. Semangat perjuangannya untuk terus berbicara dengan masyarakat sudah menjadi tekadnya. Setiap bertemu tokoh warga di pedusunan dia selalu berbicara RAHAYU SARASWATI DJOJOHADIKUSUMO serta GERINDRA MENANG & PRABOWO PRESIDEN. Kali ini pernyataannya sangat lugas, menurutnya, jumlah suara menang atau kalah dalam Pileg adalah urusan perjuangan ini tetapi SUARA KEBENARAN akan menang...!. Langkah kami bukan mencari kedudukan tetapi niat kami ingin menyelamatkan hak hidup rakyat. Kami bukan mencari pekerjaan tetapi tugas panggilan hidup ini mengabdikan diri bagi kaum tertindas.

Saturday, January 25, 2014

RAHAYU SARASWATI JUGA FANATIK BOLA

Radar PosEdisi 142/Th.VIII/ 15-31 Januari 2014

Rahayu Saraswati (tengah) dan Krisnanto (kanan)
Karanganyar, Radar Pos Dari Ngargoyoso Rahayu Saraswati beserta rombongan menuju  Tawangmangu untuk melihat persiapan acara PASOPATI (kelompok suporter PERSIS SOLO). Krisnanto yang merupakan dedengkot PASOPATI di daerah ini, malam itu mengadakan acara silaturohmi PASOPATI KARANGANYAR bahkan waktu itu juga ada tamu SINGO EDAN (AREMA MALANG).
Suporter Singo Edan yang datang di acara PASOPATI 
 Dukungan semangat dari Krisnanto dan Rahayu Saraswati untuk kelompok penggila bola ini patut diapresiasi.  Masyarakat boleh bangga terhadap wanita enerjik ini karena Rahayu Saraswati juga fanatik bola.

Pasar Tradisional Diterlantarkan, Dosa Politik Siapa?

Radar PosEdisi 142/Th.VIII/ 15-31 Januari 2014 


Hidup petani dan orang desa
Karanganyar, Radar Pos  Setiap peliputan Radar Pos bersama Agustri (R. Agus Trihatmoko) di Jumantoro, banyak gagasan yang bisa diangkat bagi masyarakat umum. Sesuai misi perjuangannya untuk pembelaan hidup petani dan orang desa Agustri menyoroti tajam tentang pasar tradisional, berikut ulasannya dalam perspektif ekonomi pedesaan dan politik:
Pasar tradisional merupakan saluran nafas hidup petani dan orang desa, namun ini tidak pernah disadari oleh jajaran pemangku jabatan di bidang perokonomian.

Agustri Soroti Keganjilan Penjaringan dan Pengisian Perangkat Desa di Karanganyar

Radar PosEdisi 141/Th.VIII/ 01-15 Januari 2014: Lintas Daerah

Karanganyar, Radar Pos Saperti biasa kami dari Radar Pos ketika menjumpai Agustri (R. Agus Trihatmoko) untuk mengetahui berbagai aktifitasnya ada saja hal lain yang dilontarkan olehnya untuk publik. Kali ini dia menyoroti tentang penjaringan dan pengisian perangkat desa yang telah dilakukan pemerintahan Karanganyar di berbagai desa beberapa waktu yang lalu.
Awal pembicaraan Agustri terkesan santai, dia hanya katakan, wah kali ini di pedesaan Karanganyar banyak generasi baru yang siap memajukan desa, semoga...? Sebenarnya saya tidak perlu bicara untuk masalah ini, karena kalau sudah menyangkut pengisian perangkat desa selalu ada cerita ini dan itu.